Quantcast
Channel: Tukang Jalan Jajan
Viewing all 969 articles
Browse latest View live

Kopi Teman Terbaikku

$
0
0

Aroma kopi tercium memenuhi ruangan dan bercampur dengan udara segar pagi, nikmat mana lagi yang kau dustakan!. *status twitter saya beberapa waktu lalu*. Ini adalah salah satu hal yang perlu disyukuri sebagai awal pagi yang indah. 


keterangan gambar : Jika kamu anak kos atau mantan anak kos, pasti tidak langsung membuang bungkus kopi sachetnya.


Hal apa lagi yang menggembirakan saat bangun dipagi hari disaat kita cukup tidur dan istirahat? Pastinya secangkir kopi! Saya sendiri sudah menjadi penikmat kopi sejak SMU. Dulu, saya masih belum mengenal rasa hanya aroma dan rasa manis susu kental full cream yang diaduk merata didalamnya.


Kebiasaan enak itu berlanjut sampai masa berkuliah, saya mulai paham berbagai teknik minum kopi, mulai dari kopi tubruk sampai kopi Vietnam drip. Kopi dari Sabang sampai Merauke. Jenis kopi Arabika atau Robusta. Mulai dari kopi hasil pilihan manusia sampai kopi hasil perut luwak. Semuanya enak dan memiliki ciri khas berbeda yang punya ciri masing-masing. Tapi tetap yang juara adalah pastinya saya memilih kopi yang aromanya mantap, enak dan praktis. Otomatis kopi dalam kemasan siap saji adalah pilihan tepat karena bisa dikantongin kemana-mana, apalagi saya mulai hobi traveling.



Saat kembali ke Pontianak, minum kopi menjadi budaya. Setiap sudut kota ada warung kopi, bahkan jalan Gajah Mada sepanjang kurang lebih 2 km di Pontianak dinobatkan sebagai coffee street, paling tidak puluhan warung kopi yang tidak pernah sepi buka hampir 24 jam disini, belum lagi istilah unik yang dibuat berdasarkan budaya, mulai dari istilah kopi pancung sampai kopi pangku’. Hobi minum kopi sepanjang hari tanpa mengenal waktu menjadi ciri khas yang melekat pada warga Pontianak sehingga akhirnya warung kopi disini dijadikan tempat interaksi sosial bahkan akhirnya memunculkan istilah “deal warung kopi” untuk berbagai macam kerjasama. Sungguh benar kalau menikmati kopi bisa mencairkan suasana membuat perbincangan lebih berwarna.

 
Menemani dan selalu ada didalam backpack


Kopi dan Saya itu emang temenan baik. Saya sendiri setelah menjadi penikmat kopi bertahun-tahun tetap belum bisa berhenti menikmatinya walaupun banyak hal positif negatif  yang muncul, saya tetap menikmati kafein ini walaupun gigi harus berubah warna. Hobi traveling kemanapun, saya tetap berusaha mengantongi kopi instan Nescafe original yang selalu menjadi pilihan saya bertahun-tahun apalagi yang tanpa gula. Rasanya selalu membuat saya di pagi hari. Setelah lelah melakukan perjalanan, Nescafe memberikan energi baru termasuk inspirasi menulis perjalanan saya. Satu hal lagi, entah kenapa setiap saya pergi ke luar negeri, aroma dan rasa Nescafe bisa mengobati kangen saya akan rumah. Jangan heran kalau disetiap tas backpacker saya pasti ada nescafe. Kopi teman terbaikku disegala suasana.



Kelenteng dan Pascal

$
0
0
Hari ini saya kedatangan seorang teman dari Swiss yang sedang berusaha berkeliling dunia menggunakan sepeda. Saya sih tidak heran karena orang Eropa jagonya travelling, selain mereka punya waktu libur hingga 1 bulan setiap tahunnya, mereka juga berani mengambil resiko. Teman saya, Pascal Bartschi malah berhenti bekerja sebagai teknisi listrik di perusahaan terkenal tapi memutuskan berhenti setelah 14 tahun bekerja. Setelah dia mampu membeli rumah, Pascal memutuskan untuk berkeliling dunia selama 2 tahun. Lalu dari mana dapat uangnya? Rumah yang dia beli tadi disewakan dan tiap bulan mendapatkan uang. Pertanyaan berikutnya? Bagaimana jika uangnya kurang? Pascal akan berhenti dan bekerja apa saja untuk tabungan kedepannya.
Sudah ada gambaran tentang Pascal kan?


Hari ini saya berjanji akan mengajaknya berjalan ke satu lokasi yang menurut saya ramah dan baik dikunjungi wisatawan mancanegara. Salah satu kelenteng tua yang menjadi cagar budaya, namanya Bodhisatya Karaniya Pontianak, berada dikomplek Pasar Kapuas Indah dan menghadap ke Sungai Kapuas. Umurnya sendiri sudah ratusan tahun. Salah satu yang menarik adalah sebuah lonceng yang dibawa dari Tiongkok tahun 1789 ditambah dengan 3 altar yang besar.


Oke! Sudah ada gambaran bukan? Saya sudah beberapa kali mengajak beberapa teman saya untuk berkunjung kesini, alasannya sederhana, petugas disini sangat baik dan membantu apalagi kami bisa melakukan ciam sie. Apa itu? Ini adalah ritual meramal untuk mengetahui nasib. Akan ada 100 lembar kertas yang berisi syair untuk menjawab semua pertanyaan yang akan kita ajukan. Semuanya berbea, secara garis besar biasanya akan menjawab beberapa pertanyaan tentang rejeki, jodoh dan nasib

 
Nah, awalnya Pascal tidah terlalu tertarik melakukan hal ini dengan alasan tidak terlalu percaya, tapi begitu saya sampaikan bahwa ada ritual menarik yang dilakukan sebelum bertanya mengenai nasib, tiba-tiba dia sangat tertarik. Awalnya kita cukup memberi sumbangan seikhlasnya. Lalu akan diberikan lilin, dupa yang besar dan kecil serta beberapa lembar uang yang akan dibakar dan dipersembahkan kepada dewa. Biasanya disini, bagi kita yang tidak paham, maka akan dibantu oleh petugas, seorang kakek tua yang sangat ramah. Inilah salah satu faktir yang membuat saya suka berkunjung disini.


Pertama lilin dan dupa akan dibakar dan berikan kepada kita. Awalnya pascal langsung meletakkan lilin di altar tengah, lalu meletakkan dupa besar di tengah altar. Memasang beberapa dupa dibeberapa bagian diluar kelenteng, lalu dibagian pintu masuk dan selanjutnya dibeberapa altar dibagian tengah sembari mengucapkan permohonan. Hal yang sama dilakukan untuk altar disebelah kiri dan kanan. Dimana petugas akan memukul taguhan dan membunyikan lonceng bersamaan.


Pascal melakukan semuanya perlahan sembari mengeluh karena matanya menjadi pedas terkena asap hio yang sangat banyak. Setelah semuanya selesai Pascal memilih salah satu altar dan meminta jawaban atas pertanyaannya dan memulai ciam sie. Dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran akan dilemparkan dengan masing-masing sisi harus berlainan untuk meminta persetujuan dewa. Pascal berhasil melakukannya dengan sekali lemparan saja, kemudian dilanjutkan dengan mengguncang batang bambu sepanjang 10 cm dengan bilah-bilah bambu yang sudah bernomor didalamnya. Pascal mengguncang perlahan sehingga hanya keluar sebuah bilah bambu yang kemudian akan diambil kertas yang sesuai dengan nomor bilah bambu yang keluar.

Setelah selesai, Pascal menuju tong besar untuk membakar uang kertas sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada dewa. Kertas tadi yang sudah didapat lalu dibawa ke tetua di kelenteng yang mampu menterjemahkan tulisan kanji tadi. Dari syair yang didapat rata-rata memberikan petunjuk kebahagiaan dan peringatan-peringatan agar kita berhati-hati dengan suatu hal. Biasanya akan disyairkan dengan perumpamaan-perumpamaan.

Terlepas dari kepercayaan kita masing-masing. Mengunjungi lokasi ini me,buat kita belajar banyak hal tentang suatu budaya baru. Menurut saya ini menyengkan. Terutama Pascal yang pastinya tidak akan pernah menemukan hal ini di negaranya. Saya dan Pascal berlalu dari kelenteng ini seraya memberikan sedikit sumbangan sebagai ucapan terimakasih. Terlihat wajah puas dari Pascal. Kamipun melanjutkan perjalanan kami.

“GOING BEYOND” : THE ISLAND MUSIC FORUMS

$
0
0
Ada yang berbeda dari acara Penang Jazz Festival ke 11 yang akan dilaksanakan 4-7 Desember 2014. Akan ada diskusi menarik bersama dengan orang-orang yang punya kemampuan dibidangnya masing-masing.

Dapat di ambil kesimpulan bahwa“Going Beyond: The Island Music Forums” akan memberikan kesempatan unik kepada siapapun yang hadir disini untuk dapat bertukar pikiran dan bertemu dengan masing-masing tokoh terkemuka pada bidangnya masing-masing untuk berbincang dalam diskusi. Pembicara ini akan saling berinteraksi dan mendengar serta berbagi wawasan tentang topik musik yang mereka dalami.

Siapapun boleh datang dan hadir di forum ini, gratis biaya masuk bebas untuk menyampaikan ide. Silakan begabung di acara ini dengan jadwal 

Saturday, 6th December
GOING BEYOND 1 “Keeping Standards : Changing Rhythms of Jazz  
GOING BEYOND 2 “One Step Ahead : Festival Programming ion A Competitive World”

Sunday, 7th December
GOING BEYOND 3 “Jazz In Asia : Huge Potential, Huge Questionmarks?”
GOING BEYOND 4:  “Time Together : Importance of Music Networking and Collaboration”

“Going Beyond: The Island Music Forums” continues to offer a unique opportunity for all to meet leading personalities in their respective fields, and join in the discussions, hearing and sharing insights about topics that are shaping our music world. Everyone is welcome; free entry; free flow of ideas. Join us!

Anggota Forum Panel

Tony Whyton
(Director of the Salford Music Research Research Centre at University Salford UK)

 
Reiner Michalke
(Artistic Director of Moers Festival / Cologne Concert Venue Stadtgarten)

 
Frank Bolder
(Program Manager North Sea Jazz Festival / Music Program Manager at LantarenVenster)

Amy Pearce
(Associate Director - Serious / EFG London Jazz Festival)

 
Victor Kye
(Assistant Artistic Director of Jarasum International Jazz Festival / Gwangju World Music Festival)

Lynette Irwin
(Artistic Director Brisbane International Jazz Festival / Melbourne Women¹s International Jazz Festival)

 
Ian Patterson
(Senior Contributor / Editor allaboutjazz)

Agus Setiawan Basuni
(Managing Director wartajazz / Artistic Director Bali, Balikpapan, Mahakam and Ramadhan Jazz Festivals)

Yuri Sasamoto
(Assistant Programme Manager, Bluenote Japan)

Line-Up Penang Jazz Festival 2014

$
0
0
Jika ingin mengunjungi Festival apa yang biasanya kita lakukan? Tentu saja mengetahui siapa saya yang menjadi line-up dari acara tersebut. Sedikit banyak kita harus tahu bagaimana kiprah mereka didunia music dan apa saja yang sudah dihasilkan. Paling tidak kita sudah punya gambaran dengan apa yang akan ditonton dan sekiranya seperti apa ekspektasi yang akan muncul. Setelah acara selesaipun masih dapat berguna, kalaupun kita ingin membeli albumnya akan terasa lebih mudah untuk dicari.

Kali ini siapa yang akan tampil di Penang Jazz Festival? Akan sedikit saya berikan gambaran secara garis besar.

 
Richard Bona, lahir 28 Oktober 1967 di Minta, Kamerun  adalah Bassist beraliran Jazz dan musisi yang paling berpengaruh saat ini. Selain itu Bona juga menulis lagu, komposer , pemimpin band , dan digital and analog engineer/producer tunggal music artistic. Bona kecil anak yang cengeng namun akan tenang jika mendengarkan musik, sejak umur lima tahun sudah mampu memainkan musik Balafon (alat musik perkusi kayu). Bona pindah ke Paris pada tahun 1989 dan New York pada tahun 1995 , memulai karir internasional dan menjadikannya salah satu pemain bass jazz yang paling menarik di planet ini. Album musik solo Bona yang ketujuh, BONAFIED , menghadirkan musik lebih intim, banyak memainkan musik akustik, multi - genre, memasukkan kisah-kisah pribadi, terinspirasi dari berbagai budaya dan semangat musik yang tidak akan berhenti.



Carmen Souza, lahir di Lisbon dilingkungan Kristen, namun ia merasa bahwa kehidupannya sangat kurang sentuhan seorang ayah karena pekerjaannya banyak dihabiskan dilaut. Memulai menyanyi profesional saat remaja dalam Lusophone Gospel Choir banyak bekerja sama dengan Theo Pas’cal seorang produser dan mentor yang juga adalah salah satu pemain bass terbaik di Portugal , menemukan bakat dan memperkenalkan Carmen dengan musik Jazz dan suara kontemporer lainnya sehingga mempengaruhi perkembangan musiknya. Permainan musik mereka menyatu sempurna dengan keanggunan dan kecanggihan irama tradisional Afrika dan Cape Verdean dengan Jazz kontemporer dan Afro - Latin . Sekali lagi dua komposer, Carmen Souza dan Theo Pas'cal, menyajikan sebuah komposisi lagu yang melewati batas dari jazz klasik, yang merupakan musik Cape Verdean, World Music dan Jazz.

Cristal Lynn Bowersox ( lahir 4 Agustus 1985 ) adalah seorang penyanyi - penulis lagu yang berasal dari Amerika Serikat, yang menjadi runner - up pada musim kesembilan American Idol . Dia adalah finalis wanita pertama dalam tiga tahun.  Album debut Bowersox, Farmer’s daughter, dirilis pada tanggal 14 Desember 2010 oleh Jive Records. Bowersox merilis album kedua , All That For This , pada tanggal 26 Maret 2013. Lirik lagu yang lugas sebagai gambaran dalam kehidupannya serta musik yang terus berkembang. Menggabungkan jenis musik blues, country, folk dan rock ditambakh dengan suaranya yang dinamis, menjadi penampilan yang luar biasa.

 
Monoswezi terdiri dari Hope Masike - voice, mbira, percussion, Calu Tsemane - voice, percussion, Hallvard Godal - saxophone, clarinet,Putte Johander - bass, Erik Nylander - drums og percussion. Monoswezi adalah kelompok musisi berasal dari Mozambik , Norwegia , Swedia dan Zimbabwe. Memiliki ketertarikan musik tradisional Afrika pada umumnya, serta musik Zimbabwe dan Mozambik pada khususnya, Monoswezi mencari ekspresi musik, dengan tetap menghormati musik tradisional dan dikombinasikan dengan referensi jazz dan musik Barat modern. Selain musik tradisional, Monoswezi menciptakan musik dengan pendekatan improvisasi yang kuat. Musik tradisional di Zimbabwe dan Mozambik memiliki banyak kesamaan dengan musik Barat. Landasan berirama musik dapat ditemukan di bagian tradisi jazz Amerika, sementara itu memiliki repetitative dan tematik kesamaan dengan musik komposer kontemporer seperti Steve Reich dan Philip Glass.   Ciri khas lain, musik ini akan disertai dengan menari dan partisipasi penonton .

Laila Biali Trio, Pemenang penghargaan Canadian Jazz Pianis, vokalis dan penulis lagu juga telah melakukan tur dengan Suzanne Vega , Chris Botti dan Paula Cole serta didukung oleh Sting, mengambil musik yang terbaik dengan menggabungkan musik pop, rock dan soul, memasukkan seluruh  pengetahuan tentang Jazz dan menyusunnya ke dalam aransemen musik nya.  Musik Laila telah disajikan di tempat-tempat bergengsi mencakup empat benua termasuk North Sea Jazz Festival , Tokyo Cotton Club , Peru El Festival Internacional de Lima , dan Carnegie Hall di New York City. Albumnya “Tracing Light” menerima nominasi JUNO untuk "2011 Best Vocal Jazz Album of the Year" dan penghargaan dia termasuk “SOCAN Composer of the Year" dan "Keyboardist of the Year" di Kanada National Jazz Awards.

 
The Trio dipimpin oleh Jo Young Deok terdiri dari Universitas Kyunghee 07 Alumni yang memenangkan hadiah utama di Kompetisi The Jazz Concourse, The Jarasum International Jazz Festival 2012. Musik mereka mencampurkan musik Jazz tradisional dan Modern. Jo Young - deok , adalah gitaris dan komposer untuk semua kecuali tiga dari lagu-lagu di album debut mereka " Attelage ". Drummer , Choi Joseph aktif bermain di berbagai band musik seperti Nam kamu - ji Band, Pyo Jin - ho Quartet dan Lee Kyujae Quintet dan pemain Bass kompeten, Park Jiwoong menambahkan dukungan terhadap irama dan melodi ke grup . Judul album mereka " Attelage " berarti ' rantai ' mereka berharap untuk menunjukkan bahwa semua musik terhubung dan berharap untuk menciptakan suara yang unik yang hanya bisa dimainkan oleh trio gitar.

 
Jazzhats & Ray feat Man Kidal, Anggota band ini berkumpul setelah pelaksanaan 5th Edition dari PIJF dan membentuk kelompok yang telah menjadi salah satu band yang paling diinginkan penonton di Penang . Terdiri dari Frankie pada bass , Ken pada Keyboards , Amy pada Drum dan digawangi dengan energik oleh Ray pada vocal yang selalu bersemangat dengan jiwa mudanya, grup ini akan bergabung dengan salah satu pemain gitar terbaik Malaysia - Man Kidal.



CNIRBS Terdiri dari Matthew Winnitzki (keyboard & Komposisi), Stephan Meinberg ( Trumpet & Euphonium ) dan Konrad Ullrich ( drum ). Berasal dari kota hujan Hamburg, menghadirkan musik yang tidk gampang dilupakan, memberikan kontribusi bermusik bagi penikmat musik untuk itu CNIRBS dibentuk. Gaya musik mereka berkembang antara improvisasi liar dan irama global yang kompleks,musik folk yang digunakan untuk menemani minum ditambah freeball dan ketukan padat didorong oleh frekuensi elektronik dan bergetar dengan tekanan energi, sesaat sebelum meledak. Grup ini dilengkapi dengan keyboard, instrumen perkusi serta foodpedals yang mengiringi musik mereka.

 
Schroeder - Headz Dipimpin oleh sang pianis Shunsuke Watanabe , Schroeder - Headz adalah trio past - jazz yang terdiri dari piano , bass , dan drum . Memadukan suara trio akustik dengan pemrograman elektronik , menggunakan melodi indah dan alur organik untuk menciptakan musik yang luar biasa.  Kelompok ini mengambil nama dari pemain piano mainan Schroeder dari terkenal komik Peanuts , mereka mencoba mengintip ke dalam pikiran Schroeder dipengaruhi oleh genre klasik , jazz , dance , dan musik elektronik . Kelompok ini merilis album debut , " Newdays " , pada tahun 2010 dan mereka juga sudah melakukan pertunjukan di Kota Sapporo Jazz Ezo Groove , Sakaiminato Yōkai Jazz Festival , TMF Jazz 4 day, dan Japan Jazz Hadirkan Jazz Girls ' Live Aid 2013 .  Anggota dari band ini adalah Takao Suzuki ( Drum ) dan Shotaro Tamaki ( Bass ) .

 
Seth Glier, Penyanyi - penulis lagu dan nominator Grammy, karena melihat tantangan yang begitu besar, Seth Glier menghadirkan musik-musiknya dari berbagai macam festival rakyat. Glier sendiri benar-benar merasa musiknya dapat diterima secara luas saat menjadi nominator Grammy tahun ini. Dengan modal ini dia mengeluarkan album “The Next Right Thing”.. kehidupan keras dijalan membuat pria 24 tahun asal Massachusetts mengeluarkan album baru yang berjudul “Things I Should Let You Know” sebagai bentuk pendewasaannya bermusik

The Fresh Dixie Project, Berasal dari London , kelompok  ini adalah salah satu yang paling menarik , dan mereka datang dari seniman lintas musik jazz. Suara unik yang mereka hasilkan diambil dari unsur jazz , pop dan soul serta live show mereka memberikan reputasi yang kuat untuk musik mereka . Tahun 2014 mereka merilis debut EP “Dress Pretty, Dance Ugly” album ini mendapat antusiasme baik sehingga mereka bermain di berbagai festival dan acara termasuk Royal Albert Hall ( Elgar Room ) , Elbjazz Festival ( Hamburg , Jerman ) , Ronnie Scott Jazz Club , WOMAD Festival , Manchester Jazz Festival dan Cheltenham Jazz Festival .  Band ini baru-baru ini merekam musik baru dan juga sejumlah video live di Peter Gabriel Real World Studios . Fresh Dixie Project terdiri dari Jamie Johnson ( Vokal ) , Michael Jarman ( Saxophone ) , Ben Golding ( Keyboard / Synth Bass ) , Jamie Biles ( Guitars / Bass ) dan Mark Gilyead ( Drums )

 
The Dutch Swing College (DSC) Band dimulai sebagai sebuah kelompok amatir - perguruan tinggi di tahun 1945 ) dan selama bertahun-tahun , telah berkembang menjadi sebuah ensemble jazz terkenal di dunia yang telah melakukan tur lima benua dan mendapat banyak pujian . Band ini merekam suara mereka sejak tahun 1945 , sering muncul di TV dan di produksi film dan didukung banyak nama besar , mulai dari Joe Venuti dan Rita Reys, Annkke Gronloh dan Teddy Wilson .  Pada tahun 1960 , DSC Band menjadi lebih profesional melewati seluruh evolusi musik dan meskipun cukup banyak perubahan personil , DSC Band tetap menampilkan musik jazz tradisional Belanda dengan suara yang unik dan mempunyai ciri khas . Mereka adalah Bob Kaper ( Klarinet ) , Keesjan Hoogeboom ( Trumpet ) , Maurits Woudenberg ( Trombone ) , Ton van Bergeijk ( Gitar / Banjo ) , Anton Burger ( Drum ) , David Lukacs ( saksofon ) dan Adrie Braat (Double Bass ) .

Dengan line up yang begini baik, tidak ada alasan untuk tidak menyaksikan Penang Jazz Festival 2014



Sensasi Laila Biali dan Richard Bona di Panggung “Jazz by The Beach”

$
0
0


Hari pertama Penang Jazz Festival 2014 sungguh mencengangkan. Lapangan di pantai sudah penuh dari awal acara di 6.30 malam. Suasanya yang boleh dibilang sedikit gerimis tidak mengurangi penonton yang sudah memenuhi lokasi. 11 tahun bukan waktu yang sebentar untuk membuat Penang Jazz Festival bisa mendapat perhatian diseluruh dunia. Semakin hari semakin banyak hal menarik yang diberikan kepada penggemar jazz.
Siapa saja yang tampil dihari pertama? Ada Seth Glier, CNIRBS, Laila Biali Trio, Monoswezi, Dutch Swing College Band dan tentu saja Richard Bona Band. Panggung di tepi pantai akan menunjukkan bagaimana penampilan mereka kali ini. Saya sendiri sudah sempat mewawancarai Direktur Festival Paul Augustin yang memang sudah memilih penampil jauh-jauh hari sebelumnya. Bisa dipastikan pilihan terbaik akan diberikan karena festival ini sudah berjalan 10 tahun.










sejak awal dentuman lagu dimulai, panggung langsung diisi nada-nada yang dimainkan oleh Seth Glier yang merupakan penyanyi dan penulis lagu yang pernah menjadi nominator Grammy. Pria asal Masssachusetts ini mampu memberikan pembukaan yang indah lalu dilanjutkan oleh CNIRBS yang terdiri dari 3 orang anggota, Matthaus Winnitzki yang merupakan composer dan bermain keyboard, Stephan Meinberg yang bermain terompet dan Euphonium serta Konrad Ullrich di drums. Komposisi ketiganya membuat suasana dipenuhi dengan musik ritmik yang kompleks dengan sedikit sentuhan folk dan elektronik ditambah lagi suara pedal drum dengan nada yang misterius.
Penampilan yang saya pribadi tunggu adalah Laila Biali karena saya sendiri sempat mengikuti workshop musiknya. Beberapa lagu seperti iris, love on top dan titanium yang genrenya dari berbagai macam penyanyi mampu di manipulasi sehingga mampu ditampilkan dengan lebih jazzy. Malam ini tampil dengan membawakan lagu lagu dari albumnya dan bersama dengan seorang pemain drum dan pemain gitar yang sungguh mampu membuat banyak gerakan badan dan kepala para penonton secara bersamaan. Tuts jazz piano berpadu dengan unsur pop, rock dan soul. Merasuk ke semua umur.



Monoszesi yang merupakan grup percampuran berbagai macam Budaya, mozambik, Norwegia, swedia dan Zimbabwe juga tampil menghibur, dengan menggabung berbagai kultur budaya musik ditambah dengan racikan budaya afrika. monoszesi ingin menyajikan musik yang lebih modern tapi tetap menghormati musik tradisional.





  


Dilanjutkan dengan penampilan kelompok beda generasi Dutch Swing College Band yang sudah terbentuk dari 5 Mei 1945. Kelompok ini mampu memberikan suasana baru karena anggota yang lebih banyak, 7 orang. Tentu saja harmonisasi lebih banyak lagi. Mengususng musik tradisional jazz dari Belanda. Saya boleh mengatakan jika mereka mempunyai musik yang unik dan membekas diingatan. Saya merasakan atmosfer yang sungguh berbeda.










Tentu saja, penampilan terakhir sangat ditunggu oleh saya dan banyak orang yang hadir di Penang Jazz Festival ini. Richard Bona menjadi pemain bass paling menarik untuk dilihat pertunjukannya bahkan sebelum album pertamanya direkam ditahun 1999. Penonton yang semulanya terlihat kedinginan karena hujan, langsung mendekati panggung untuk bergoyang, menyanyi bahkan mengisi beberapa bagian vokal yang dimainkan. Penonton benar-benar larut dalam suasana penampilan artis kelas dunia yang sempat tidak merespon ajakan Stevie Wonder untuk bermain musik bersama. Walaupun pertunjukan telah usai, penonton krmbali berteriak-teriak dengan heboh untuk meminta Richard Bona kembali bermain. Tentu saja karena ingin memuaskan penonton, beberapa permainan musik kembali dihadirkan. Tidak hanya dengan sentuhan jazz tapi juga dengan sentuhan funk, soul dan pop. Penonton berteriak puas. Saya hanya dapat berkata AMAZING. Great Concert.

Hujan tak mampu membendung Aksi Seru Penang Jazz Festival

$
0
0
Hari terakhir saat Penang Jazz Festival berlangsung sangat menyenangkan setelah kemarin malam ditutup oleh Richard Bona dengan penampilan yang luar biasa, penampilan hari pertama untuk Penang Jazz Festival  ke 11 Hari ini dibuka oleh penampilan Jo Young Deok Trio yang merupakan pemenang Grand prize The Jazz Concourse Competition of the Jarasum International Jazz Festival 2012. Alunan harmonisasi music menyatu dalam permainan ke tiganya. Suara music tradisional dan modern beradu dalam satu nada. Permainan gitar trio ini mampu menghasilkan nada-nada yang sangat unik dan tidk bisa ditemukan di alat music lain. Penonton terhipnotis dengan bahagia dan penuh senyum dengan kepala berayun mengikuti irama.




Penampilan ke dua lebih heboh, saya sendiri ridak tahan untuk berjingkak dan melompat menikmati hentakan music tekno yang tetap berbalut dengan piano jazz, bass jazz namun hentakan drum yang lebih bertenaga. Mereka adalah Schroeder-Headz dari Jepang. Musik mereka boleh dibilang modern dan sangat bisa dinikmati oleh kalangan muda. Saya sendiri salut dengan kemampuan mereka yang mampu memainkan emosi penonton walaupun dengan bahasa Inggris yang terpatah-patah. Tapi musik mampu menyatukan semuanya. Mereka mampu memainkan nada-nada yang saling bertabrakan namun tetap bisa berharmonisasi. Saking sukanya, saya pun mencari merchandise mereka dan membeli tas, kaos dan pin kelompok ini.
Sebagai Runner up American Idol Session 2010, kemampuan Crystal Bowersox tuidak diragukan, kali ini dia tampil lebih elegan namun tetap enerjik, dengan dua buah gitar yang digunakan bergantian dengan nuasa yang lebih pop dan country, namun dia tidak tampil sendiri, Seth Glier memberikan sentuhan piano jazz classic untuk penampilan Crystal kali ini. Akhirnya fusion Jazz tercipta, dengan menggabungkan beberapa aliran music. Pribadinya yang baik dan ramah serta tenang terpancar dari music dan lirik yang dimainkannya. Menyentuh namun tegas dan mempunyai pesan yang dalam yang diambilnya dari kehidupannya sehari-hari.




Hari kedua di hujan cukup deras, tapi penonton tetap antusias dan tidak beranjak dari lokasi apalagi hari ke dua boleh dibilang diisi oleh penampilan muda dengan musik yang lebih kekinian. Saya sempat mengikuti workshop yang diberikan oleh Fresh Dixie Project lalu mencoba membandingkan penampilan langsung mereka dipanggung. Ternyata mereka memang mampu menyampaikan pesan mereka dengan musik yang dimainkan. Musik yang segar dengan sedikit sentuhan keunikan dari elemen jazz, pop dan soul dalam setiap permainan musik mereka. Hal yang membuat saya juga betah berlama-lama karena vokalisnya memiliki suara mirip Jamie Cullum namun mempunyai teknik bernyanyi yang berbeda.


Kalau boleh dibilang, penampilan Carmen Souzalah yang juga saya tunggu. Penyanyi yang terpengaruh dengan gaya Cape Verdean yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Apalagi suaranya sendiri mempunyai ciri khas smoky sound. Dengan range suara cukup tinggi dan mampu mengubah suara dari yang terdengar tebal dan drastis melengking tinggi semua dilakukan dalam satu rentang lagu. Saya benar-benar merasakan bagaimana suasana musik Cape Verdean yang merupakan perpaduan musik Brazil dan Afrika ditambah dengan setuhan jazz dan smoky sound serta penampilan panggung yang benar-benar mampu memberikan pesona. Saat diajak bernyanyi bersama, saya tidak mampu untuk menolak apalagi dengan kemampuan Carmen yang mampu memainkan beberapa alat instrument dan gitar. Semunya ngeblenddalam satu penampilan.

Penampilan penutup membuat saya tidak rela, karena ini bearti Penang Jazz Festival juga akan berakhir. Sebelum Jazzhats & Ray feat Man Kidal menutup panggung Jazz by the Beach , Paul Agustin sang Festival Director memberikan sedikit kalimat pengantar dan setelah itu Ray sang vokalis langsung hadir memberikan performa terbaiknya. Mereka sendiri sudah mengisi festival Jazz ini sejak 5 tahun berjalan namun dengan band yang berbeda. Di festival ke 11 ini mereka digabungkan dalam 1 penampilan. Saya selalu merasa kagum dengan sang vokalis, Ray yang memiliki semangat muda dan suara yang powerfull dan soulfull. Melihat penampilan mereka yang merupakan musisi asli Penang yang sudah melanglang buana kemana-mana sungguh luar biasa. Kombinasi yang unik dan menarik. Sangat cocok menutup acara ini dengan gemuruh suara dan tepuk tangan. 

Penampilan kali ini sangat berkesan dan memberikan pengalaman luar biasa bagi yang datang meyaksikan langsung aksi mereka. Terbukti! walaupun hujan tapi penonton tidak beranjak sama sekali. Penang Jazz Festival merupakan festival wajib untuk dikunjungi tahun berikutnya!

Fringe Festival. Kesempatan musisi lokal untuk unjuk diri.

$
0
0

Tidak ada musisi yang tiba-tiba langsung menjadi besar dan terkenal, semuanya akan bermula dari nol dan harus merintis dan memulai secara bertahap. Menapaki tangga satu persatu, belajar dari kegagalan dan terus maju. Dari yang muncul tanpa dibayar dimana-mana dan menjadi musisi kelas dunia yang dibayar mahal. Semuanya butuh perjuangan yang tidak gampang. Jangankan berbicara karir internasional, menembus pasar nasional saja sulit. 


Cara yang bisa dimanfaatkan untuk memancarkan karir adalah dengan tampil di acara festival berskala internasional. Sepertinya sang direktur festival, Paul Augustin tahu benar bagaimana susahnya menjadi musisi. Beliau sendiri yang sudah malang melintang di dunia musik selama paling tidak 20 tahun menjadikannya sangat paham kesulitan yang dihadapi musisi lokal. Berdasarkan hal itulah panggung Creative Malaysia Fringe dihadirkan. Ini adalah salah satu cara untuk mengakomodasi musisi lokal untuk menunjukkan bakat mereka dan menembus pasar dunia. 



Dipastikan persaingan sangat ketat karena paling tidak ada 15 grup yang hadir selama dua hari di tiga panggung. Mereka berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya karena di Penang Jazz Festival ini juga diundang banyak perwakilan festival yang tersebar di Asia, Eropa dan Amerika. Disinilan kesempatan mereka mengambil perhatian dengan menunjukkan kemampuan dan kualitas mereka dalam bermusik. 



Penampilan di panggung ini memang bermacam-macam, tidak hanya jazz secara garis besar tapi juga beberapa genre lain seperti soul, RnB, country, pop, rock dan masih tetap dengan balutan jazz. Mereka yang tampil disini adalah Ash & Oak Trees, De Leon Jazz Experience, Sid & The Troublemakers, Uglymen, Manuel Ukelele, The Mash, Sheila Julis, Hazel and Jay, Air Pockets, Rozella, Christian Mark Theseira, Pulra, Caitlynn & Caleb Savari, The Endleaves dan Tet Lim Effect. Kesemuanya tampil di tiga lokasi berbeda Bayview Beach Resort, HardRock Hotel dan Parkroyal Penang Resort.

Musisi lokal yang ada disini semuanya terpilih, ada yang mengajukan proposal untuk tampil namun ada juga yang diajak Paul Augustin karena melihat penampilan mereka yang bagus. Saya sempat berkeliling dan berbincang dengan beberapa penonton yang hadir disekitar panggung. Beberapa mengatakan bahwa mereka menyukai dengan penampilan Christian Mark Theseira yang sekilas memiliki suara mirip John Legend dan teknik menyanyi yang soulfull. Beberapa menyukai kombinasi dan permainan musik dari Tett Lim Effect yang harmonis. Sekali lagi, penampilan dipanggung ini semuanya menarik.


Breakfast time with Festival Director of Penang Jazz Festival, Mr Paul Agustin

$
0
0

Awalnya saya hanya pernah mendengar suara saja dari seorang Paul Augustin, belum pernah bertemu dengan orangnya secara langsung. Memberikan gambaran dan ekspektasi sayapun tidak berani. Mengingat statusnya yang seorang Festival Director yang tentu saja pasti sangat sibuk, apalagi mempersiapkan sebuah festival besar bukanlah hal yang gampang. Sebelum bertemu saya sudah dua kali melakukan interview. Bahkan pada saat interview pertama, saya melakukan kesalahan karena salah menempatkan perbedaan waktu antara Indonesia dan Malaysia tapi Paul Augustin tetap mau melayani dan tetap memperdengarkan suara tawa renyahnya.

Pertama kali bertemu diruangan media saya melihat senyuman khas yang bersahabat dibalik computer jinjing. Menyambut seluruh awak media yang baru saja hadir. Walaupun dalam kesibukannya. Termasuk sapaan ramah dari Chin Choo Yeun yang juga sudah menjadi rekan bisnisnya sejak tahun 1990 saat mereka memulai untuk membuat sebuah festival jazz kelas dunia. Ditahun 1996 lahirlah Capricorn Connection yang menjadi perusahaan milik mereka sendiri. Tahun 2004 akhirnya lahirlah Penang Island Jazz Festival alias Penang Jazz Festival. Kombinasi antara Paul Augustin dan Chin Choo Yeun sudah tidak diragukan lagi. Keduanya mampu melewati berbagai guncangan hingga Penang Jazz Festival ke 11 berlangsung tahun 2014 ini.
 

 Chin Choo Yeun

Sebenarnya agak susah untuk mencari waktu yang tepat untuk bisa berbincang dengan Paul Augustin, saya beruntung bisa berbincang disaat sarapan pagi sebelum saya kembali ke Indonesia. Kebetulan sekali! Oerbincangan seru ini berawal dari pertanyaan saya mengenai bagaimana perasaan Paul Augustin setelah acara ini berlangsung. Lelah sudah jelas terlihat dari raut wajahnya. Wajah yang tidak tidur karena setelah panggung utama masih ada after party berupa Jam Session hingga subuh hari. Untuk tidur, Paul mengaku tidak berani karena ia masih bertugas mengantarkan tamu-tamu yang akan kembali pulang. 
 Paul Augustin


Saya sedikit bertanya mengenai Paul Augustin, bagaimana dia bisa menyelenggarakan acara sehebat Penang Jazz Festival ini. Paul sendiri ternyata sudah mbermain music sejak lama sekali, paling tidak sekitar 15 tahun bermain musik secara professional, selain itu juga sudah lama menekuni bisnis event. Paul tahu benar bagaimana harus memperlakukan musisi karena dia sendiri pernah merasakan hal yang sama. Sebagai penyelenggara kita harus mampu menjaga perasaan dan harus tahu bagaimana memperlakukan musisi. Faktor kenyamanan jelas akan memberikan hasil terbaik bagi penampilannya nanti dipanggung.

Paul sendiri juga bercerita, memang agak susah susah gampang untuk memberikan kenyamanan. Tetap harus ada ketegasan juga. MEnurut Paul, seorang Festival Director juga harus punya batasan dalam memberikan kenyamanan kepada musisi, tidak mungkin mengabulkan permintaan seorang musisi jika dia meminta mengajak orang lain yang tidak berkepentingan dengan pekerjaannya, contoh membawa istri atau saudara ikut serta. Normalnya selain musisi ada manager yang mengurus semua keperluan, anggota band dan seorang sound engineer. Itu sudah cukup membantu dalam sebuah perfomances. Menurut Paul ini tetap saja sebuah bisnis yang saling menguntungkan. Tidak bisa semaunya saja

Saya sempat bertanya kepada Paul, berdasarkan beberapa kali penyelenggaraan Penang Jazz Festival selalu ada kejadian hujan. Apakah ada berencana untuk mengganti waktu penyelenggaraan? Paul Augustian tertawa, dia berkata “tolong, siapa yang berani menjamin dan tahu kapan ada suatu hari yang tidak hujan. Jika ada dan berani bertanggung jawab saya akan memindahkannya”. Sayapun tertawa, siapa yang berani menjamin? Tidak seorangpun. Walaupun dari stasiun Pusat Meteorologi dan Geofisika.

Sebenarnya ada pertimbangan lain saat acara ii berlangsung pertama kali, Ramadhan juga menjadi pertimbangan saat itu. Hal lain seperti memudahkan untuk membooking artis dan tentu juga memperhitungkan festival dunia yang sedang berlangsung. Seperti kita ketahui beberapa Negara Eropa, Amerika dan sebagian Asia mengalami musim salju yang sangat dingin. Banyak orang akan berpindah ke Negara tropis yang lebih hangat untuk berlibur. Tentu ini juga berlaku dengan para musisi yang juga lebih mudah untuk dibooking karena mereka akan suka datang ke Penang, karena banyak jadwal artis yang kosong dibulan Desember akibat tidak banyak Festival musik yang diadakan dinegara-negara yang sedang tertutup salju. Ini juga pasti berdampak dengan penonton yang akan lebih memilih menyaksikan Festival di Negara yang lebih hangat. Pertimbangan yang sungguh matang tentunya.

Saya juga bertanya. Apa sih yang membuat suatu festival itu bagus dan berhasil. Paul mengatakan tentu saja dari segi bu=isnis memberikan keuntungan, para endukung acara menjadi puas dan kembali mau memberikan dukungannya untuk tahun berikutnya dan yang paling penting adalah bagaimana para penonton yang dating bisa merasakan serunya festival itu sendiri, bisa merasakan bagaimana para musisi bisa memberikan penampilan terbaiknya dan yang paling penting festival ini memberikan kesan kepada mereka yang dating sehingga berjanji untuk datang kembali dan menikmatinya lagi. Selain itu tentu dapat diukur sudah berapa lama festival ini berlangsung. 11 tahun bukanlah hal yang mudah untuk menjaga semua orang bahagia dan puas.

Festival yang baik tentu saja juga mempunyai gaung sampai keluar negeri. Banyak sekali festival jazz didunia ini dan menjadi salah satu yang dilirik dan menjadi acuan festival lainnya pasti menyenangkan. Festival tidak hanya sekedar mengejar bisnis. Tapi juga bagaimana festival bisa memberikan kontribusi positif kepada semua orang. Festival ini memang sangat berpengaruh di Asia. Mengumpulkan banyak orang yang berada dibelakang festival jazz terkenal mengukuhkannya menjadi festival jazz yang patut diperhitungkan. Sebagai festival jazz terlama di Malaysia memberikan pemasukan kepada Negara dan tentu memajukan industri musik local dengan adanya panggung fringe festival. Penang Jazz Festival mampu memberikan kontribusi besar terutama untuk Penang yang merupakan salah satu daerah wajib dikunjungi, entah itu budayanya maupun makanannya.

Perbincangan seru saya berakhir karena waktu keberangkatan pesawat saya sudah dekat, saya senang sekali bisa berbincang dengan Paul Augustin, Festival Director Penang Island Jazz Festival yang telah banyak memberikan gambaran mengenai festival ini. Tidak lupa ucapan terimakasih untuk Chin Choo Yeoh sebagai rekan bisnis Paul Augustin yang telah memberikan saya kesempatan untuk merasakan kemeriahan acara ini. Acara luar biasa dengan orang-orang luar biasa!

Penang Jazz Festival dibuka dengan konser Charity “Just The love Of It”

$
0
0


Press Confernce  ‘Meet The Artist’ merupakan permulaan Penang Jazz festival 2014 resmi dibuka. Jurnalis diberikan kesempatan untuk melakukan sesi tanya jawab dengan seluruh penampil tahun ini.




Tahun ini yang menjadi line up Internasional Penang Jazz Festival Richard Bona, Crystal Bowesox, Seth Glier, Monoswezi, Dutch Swing College Band, Fresh Dixie Project, Jo Young Deox Trio sedangkan untuk dari penang sendiri ada Jazzhats & Ray, Island Palm Beach Boys and the Beads.



Pertanyaan datang dari beberapa seperti Ian Petterson (Irlandia), Agus Basuni (Indonesia), dan Flori (Indonesia) dan Dony Yang mewakili radio Volare. Pertanyaan yang diajukan beragam, mulai dari kenapa para artis ini mau menerima tawaran dari panitia hingga apa yang menjadi ukuran kesuksesan dari karir masing-masing pengisi acara.



Karena merasa belum cukup informasi yang saya dapat dari Richard Bona, saya meminta waktu khusus untuk melakukan interview. Dari perbincangan yang saya lakukan ada beberapa hal menarik yang bisa saya dapatkan. Bermain musik menurut Richard Bona adalah hal yang menyenangkan, dapat bertemu banyak orang dan menyukai permainan musiknya. Richard Bona memastikan bahwa ia akan hadir di Java Jazz festival, maret 2015. Richard Bona termasuk penampil yang paling banyak ditunggu tahun ini. Saya sempat bertanya, jika disuruh memilih siapa penampil yang akan diajak berduet, dia menjawab, didalam bermusik kita tidak bisa memilih siapa dengan siapa, yang paling penting adalah, kita siap jika bermain dengan siapa saja.
 



Saya juga sempat mewawancarai Crystal Bowersox, runner up American Idol 2010 yang juga baru pertama kali datang ke Penang bahkan Asia. Ia menyukai cuaca dan lokasi Penang Jazz yang berada ditepi pantai. Apalagi dipenang banyak makanan enak dengan landscape yang menarik. Awalnya agak aneh diundang ke festival jazz ini karena dia merasa musiknya banyak terpengaruh oleh pop, folk, americana dan jazz sendiri termasuk jarang digunakan pada musiknya. Bertemu dengan orang-orang hebat dimusik jazz. Crystal juga mengatakan ini adalah kesempatan bagus untuk memperkenalkan musiknya diseluruh dunia. Pengalaman ini akan memberikan pengalaman dan pembelajaran secara pribadi maupun secara bermusik.


Saya sendiri sudah tidak sabar untuk melihat penampilan seluruh line up di hari sabtu maupun minggu malam dan sayang sekali jika melewatkan pertunjukan amal ‘Jazz With A Heart’ yang tahun ini bertemakan “Just The Love of It” yang akan merayakan kekayaan musik di Penang dan menghadirkan Island Palm Beach Boys (Hawaian Music), The Beads, dan Dutch Swing College Band. Ketiganya akan memberikan suguhan musik yang berbeda, rata-rata mereka sudah memberikan suguhan musik di Penang dari 1950an – 1960an.







Boleh dibilang ini merupakan konser reuni yang menyenangkan. Masing-masing membawa ciri khas musiknya. Aroma pantai dan laut serta nuansa hula-hula mampu dihadirkan oleh  Island Palm Beach Boys, walaupun Penang jauh dari Hawai, tapi nuansanya mampu terbawa hingga kesini. Belum lagi penampilan dari The Beads yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak bertemu namun tetap mampu menghibur penonton yang hadir di acara amal ini. Termasuk juga kelompok beda generasi, Dutch Swing College band yang mampu memukau dengan harmonisasi nada yang luar biasa. Penang Jazz Festival dibuka dengan konser yang menyenangkan dan penuh rasa keakraban


Penang Island Jazz Festival, Festival wajib didatangi

$
0
0

Sudah berumur lebih dari 10 tahun, untuk sebuah festival musik bukanlah hal yang mudah. Banyak festival yang tidak mampu melewati satu decade dan sudah tidak terlaksana lagi. Untungnya Penang Jazz Festival sudah memasuki tahun ke 11. Bukan hal yang mudah bagi panitia untuk bisa terus mempertahankan sebuah acara besar seperti ini.



Penang Jazz Festival sendiri dilaksanakan di Pulau Pinang atau Penang yang merupakan pulau termaju dan terkaya di semenanjung Malaysia. Pulau ini sendiri merupakan pulau kecil kedua setelah Perlis. Pulau yang penuh hiruk pikuk dan memiliki pusat kota yang indah dan George Town dinobatkan sebagai World heritage oleh PBB. Pemilihan lokasi di Penang memang sengaja dilakukan agar masyarakat dari beberapa bagian di Malaysia dan Negara tetangga bisa menikmati liburan disini yang memang sudah terkenal dengan peninggalan kota tua nan Indah serta pantai, bukit dan lokasi belanja super lengkap.

Lokasi acara Penang Jazz Festival tahun ini mengambil banyak lokasi, mulai dari Tropical Spicy Garden ( panggung SUNRISE@TSG), Bayview Beach Resort (Panggung Fringe Festival/Creative Malaysian Programme, Panggung utama “Jazz By The Beach”, Panggung amal ; Jazz with A heart “Just The Love For It” dan PIJF Jazz Gallery, Workshop dan juga Forum), Hard Rock Hotel (Panggung Fringe Festival/Creative Malaysian Programme) dan Parkroyal Penang Resort (Panggung Fringe Festival/Creative Malaysian Programme). Lokasi ini berdekatan, berada di daerah Batu Feringgi dan masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau menggunakan Bus Rapid Penang. Akses yang mudah ini tentu saja membuat pengunjung bisa memilih tempat menginap untuk memudahkan menonton semua pertunjukan Penang Jazz Festival ini. Namun lokasi panggung utama berada di Bayview Beach Resort.


Berbicara dari satu panggung ke panggung lainnya, Semuanya dikemas dengan penuh perhitungan, mulai dari panggung Panggung amal ; Jazz with A heart “Just The Love For It” yang memang dibuat untuk merayakan keberagaman dan kekayaan musik di Penang. Acaranya dibuat khusus bagi mereka yang ingin mengetahui siapa saja yang pernah mengisi hingar binger musik di Penang. Ada 3 grup musik legenda hidup yang pernah Berjaya antara tahun 1950 – 1960. Kita mulai dari Island Palm Beach Boys yang mampu membawakan suasana Hawai. Mereka mampu membawakan musik ini dengan sangat baik walaupun Penang berada jauh dari Hawai. Nada mendayu dan mengalun, membuat kita hanyut dengan tarian hula-hula dan angina yang berhembus dari sela-sela daun kelapa. Selanjutnya ada Dutch Swing College Band yang juga akan mengisi panggung utama dan workshop serta The Beads yang terdiri dari David Thiagarajan, Fred Cheah, Albert Choo & Kenny Chu. Band yang sudah lama tidak melakukan reuni karena terpisah berpuluh puluh tahun. Acara amal ini merupakan ajang reuni bagi mereka. Bagi saya selaku penonton, saya bisa merasakan bagaimana panggung ini bisa membuat waktu mundur kebelakang dan mengenang masa-masa jaya mereka. Sangat terlihat bagaimana mereka mampu membuat seluruh penonton hanyut dalam kenangan. Hanya dengan membayar RM80 kita sudah bisa menyumbang sekaligus menikmati penampilan luar biasa ini.



Penang Jazz Festival juga ternyata memberikan kesempatan bagi para musisi lokal yang ingin menunjukkan kemampuan mereka untuk mengisi Panggung Creative Malaysia Program/Fringe Festival. Saya sempat berbincang dengan Paul Agustin sang Direktur Festival, dimana musisi ini memang dberi kesempatan, baik secara mandiri dengan mengajukan proposal atau dari penjaringan, dimana mereka memang punya potensi bagus dan memiliki kemampuan bermusik yang baik. Menurut saya ini merupakan kesempatan emas karena diacara ini juga banyak direktur festival yang bisa melihat performa mereka, siapa tahu mereka bisa diundang untuk datang. Penang Jazz festival selain memang menghadirkan musisi kelas dunia tapi juga memberikan kesempatan amatir untuk menjadi musisi kelas dunia. Tercatat ada 16 Musisi yang diberikan kesempatan untuk berada dipanggung ini.



Setelah panggung amal, ada juga panggung SUNRISE@TSG. Dalam benak saya, menonton acara di tepi pantai mungkin antimainstream untuk beberapa orang apalagi menyaksikan pertunjukan musik di pagi-pagi buta saat matahari belum terbit dan dipunggung bukit. Ini menarik, saya sendiri sudah penasaran sebelum acara Penang Jazz Festival berlangsung. Pagi-pagi kami sudah diajak Paul Augustin untuk menuju Tropical Sunrise Garden, Saat masuk ke pintu gerbang, kita akan dikenakan tiket 10 ringgit, kita mendapatkan semprotan anti nyamuk dan sarapan berupa sandwich dan kopi atau teh sepuasnya. Sembari menikmati udara pagi, menapi jalan mendaki menuju lokasi berbentuk rumah dan memiliki halaman yang menjorok ke tebing. Suasana sejuk diiringi talenta lokal hebat dan ditutup dengan penampilan Ray Rozells yang enerjik. Pagi ini penonton dibuat bersemangat! Setelah selesai panggung SUNRISE@TSG. Monoswezi langsung memberikan workshop mengenai musik mereka. Selepas acara ini. Kami masih bisa menikmati suasana pagi yang menyegarkan dengan menikmati jalan menurun yang penuh pemandangan hijau, pepohonan tropis, air terjun buatan yang mengalir dengan suara gemericik air. Lokasi ini memang indah.


Sebelum acara utama dimulai, Press conference dilakukan dan disini kesempatan para jurnalis untuk memberikan pertanyaan dan tentu saja mencari tahu siapa mereka yang menjadi line-up tahun ini. Saya sendiri berusaha untuk mendapatkan waktu khusus mewawancarai Richard Bona dan Laila Biali. Ternyata saya juga mendapat kesempatan untuk berbincang santai bersama Crystal Bowersox saat makan siang dalam 1 meja. Press Conference yang baik adalah bagaimana menjadikan jurnalis sebagai objek bukan sebagai subjek, karena melalui jurnalislah informasi dapat tersebar dengan baik. Panitia memfasilitasi semuanya dengan baik.



Penang Jazz Festival tahun ini juga mengajak setiap musisi yang tampil memberikan workshop, banyak sekali musisi lokal dan masyarakat yang tertarik dengan musik ikut dalam workshop ini. Masing-masing musisi membawakan berbagai macam tema, mulai dari genre musik yang mereka bawakan, teknik yang digunakan, termasuk dengan alat musik yang digunakan. Selain itu juga ada musisi yang membawakan materi mengenai hal apa saja yang mempengaruhi musik mereka termasuk perkembangan musik tradisional dan bagaimana musik itu memberikan warna. Workshop ini sungguh menarik dan memberikan banyak informasi kepada saya yang memang tidak banyak paham mengenai musik. Ada lagi yang juga disajikan Penang Jazz Festival berupa Music Forum yang mengajak orang-orang dibalik kesuksesan berbagai festival dan orang-orang yang memang ahli di bidang musik. Ada 9 panelis dari Asia, Eropa dan Amerika. Topik yang dibawakan juga menarik, seputar perkembangan musik jazz dan apa saja yang mempengaruhi, Bgaimana membuat program yang menarik untuk sebuah festival, perkembangan dan potensi musik jazz di Asia dan bagaimana pentingnya kolaborasi dan jaringan dalam musik. Menarik untuk diikuti dan dipelari. Ini merupakan hal yang sangat menarik untk diikuti.





Jazz By The Beach adalah panggung utama yang dinanti. Hari pertama saya pribadi menunggu penampilan Laila Biali Trio dan Richard Bona Group. Tapi jangan berburuk sangka dulu jika Seth Glier, CNIRBS, Monoswezi dan Dutch Swing College Band tidak bagus penampilannya. Tapi saya sendiri dari awal sudah tertarik dengan workshop yang mereka berikan sebelumnya. Suasana panggung ditepi pantai, denga letak panggung ditengah lapangan yang luas membuat penonton lebih leluasa menikmati setiap pertunjukan. Srtiap penampil diberi waktu selama 40 menit untuk memberikan penampilan terbaik mereka. Setelah itu penonton bisa berkeliling lokasi untuk membeli cemilan dan minuman. Saya sendiri juga berkeliling untuk mencari merchandise dari artis yang tampil disini. 





 

Untuk hari pertama ini memang dihiasi hujan rintik-rintik namun penonton tetap berada dilapangan dan terus menari mengikuti irama. Penampilan Laila Biali cukup membuat tubuh saya bergoyang. Hentikan irama jazz dengan sentuhan pop, rock dan soul. Saya benar benar menikmati dengan sepenuh hati. Laila Biali berhasil membawa kami menikmati seluruh permainan musiknya. Powerfull dan atraktif. Penampilan berikut yang saya tunggu adalah Richard Bona yang tampil dibagian akhir. 











 

Semua penonton yang tadinya menikmati dengan santai tiba-tiba merangsek maju mendekati panggung. Penampilan yang bersemngat dengan permainan musik dengan teknik yang luar biasa membuat semuanya terhipnotis untuk bergoyang. Apalagi Richard Bona juga mengajak penonton untuk ikut bernyanyi bersama dan aktif menjadi bagian dalam part lagu yang dibawakan. Penonton terbius, dimana walaupun Richard Bona sudah turun panggung, penonton masih berteriak meminta Bona untuk tampil kembali dan akhirnya membuatnya menambah dua penampilan lagi untuk memuaskan penonton. Pertunjukan Jazz kelas dunia berhasil menutup Penang Jazz Festival hari ini. Puas!


Hari kedua menjadi sangat saya tunggu, ada Jo Young Deox Trio,Fresh Dixie Project, Jazzhats & Ray featuring Man Kidal. Sedangkan musisi yang saya garis bawahi adalah Schroeder-Headz dan tentu Crystal, dan tentu saja Carmen Souza. Penampilan yang tidak saya tunggu namun sangat menarik adalah Schroeder-Headz asal Jepang dengan musik sangat menghentak. Permainan piano, bass dan drum membaur dengan musik disco elektro. Musik yang dihasilkan sungguh rancak. Permainan mereka secara personal juga sungguh luar biasa. Saya terpesona. Crystal Bowersox menjadi penting setelah saya melakukan perbincangan santai, pribadinya yang baik dengan garis musik yang jelas, hidup bersama musik membuat musik ciptaannya memberikn nafas disetiap lagunya. Musik blues dan country begitu tersa namun sentuhan piano klasik Seth Glier membuat nuansa jazz terasa disana. Musik yang dibuat dengan hati dengan lirik yang diambil dari kehidupan. Sungguh berkesan! Penampilan yang berikut yang tidak bisa saya lepaskan adalah Carmen Souza yang memiliki warna vocal yang unik, kadang terdengar tebal namun tiba-tiba berubah menjadi melengking tinggi. Apalagi kemampuannya meniru suara alat musik yang sungguh susah diikuti. Penampilan Carmen juga pasti didukung tim musiknya yang luar biasa. Sentuhan alat-alat musik perkusi ditambah gaya panggung Carmen Souza yang unik membuat penampilannya benar-benar membuat banyak orang puas.
Penampilan panggung terakhir ditutup oleh penampilan band lokal penang, Jazzhats & Ray featuring Man Kidal, walaupun umur mereka sudah tidak muda lagi. Tapi semangat dan energy yang diberikan oleh Ray mampu membuat orang berteriak riuh rendah. Suaranya yang khas berat dan serak serta bertenaga ditambah dengan kemampuan komunikasi panggungnya yang baik membuat penonton larut dalam setiap lagu yang dibawakan. Penang Jazz Festival tahun ini diisi dengan penampilan musisi kelas dunia dengan performa unik dan khas ala masing-masing musisi. Ramuan tepat dan memberikan kenangan dan membuat orang mencatat dalam otaknya untuk tidak lupa kembali lagi tahun depan untuk menyaksikannya.
Sebenarnya begitu panggung Jazz by the Beach berakhir, kita masih bisa mengikuti Jam Session after party yang berlagsung di Bar Bayview Beach Resort. Disini kita akan melihat banyak kolaborasi indah diluar scenario. Dimana para musisi lebih lebur dengan musik mereka dan memberikan warna kepada musisi lainnya. Disini penampilan akan lebih cair dan hal-hal unik yang tidak ditampilkan dipanggung bisa kita lihat disini secara langsung tanpa rekayasa. Penang Jazz Festival memuaskan dahaga penikmat musik jazz yang sudah datang ke acara ini. Semuanya terbayar lunas saat kita menikmati seluruh rangkaian acara Penang Jazz Festival 2014.Racikan Luar Biasa menghasilkan formula musik terbaik!
Terimakasih sudah mengundang ke acara ini. Sampai jumpa tahun depan

Sarapan Pagi dengan KRAKEN!

$
0
0

Lama juga tidak menulis dan sedikit bercerita tentang petualangan rasa saya. Kesibukan yang mengharuskan beberapa kali meliput membuat terlalu banyak berkutat dengan traveling tapi lupa menceritaan kenikmatan kuliner yang pernah menempel dilidah. Selama melakukan perjalanan dinegeri Jiran ada beberapa makanan yang cukup menggelitik saya untuk meceritakan dan berkomentar.
 
Saat di Johor Bahru saya sempat menikmati sarapan diantara gerimis dan mendung yang menggelayut, tujuannya bukan karena saya lapar, sekedar mengisi energi supaya kuat berjalan, makan dikedai tengah kota bikin ngeri, lebih tepatnya pengen irit!. Saya menuju kedai kopi didekat hotel, banyak yang nongkrong minum kopi sekalian makan pagi, biasanya kedai makan disini menyediakan aneka menu sarapan, makan siang atau makan malam sekalipun.

Sarapan pagi disini tidak ada bedanya dengan makan siang. Menu komplit dan lengkap, tinggal pilih mau memadukan apa dengan apa. Bahkan dikedai makan ini juga sudah siap menu tomyam siap masak saat dipesan. Sebenarnya saya ingin sekali sesuatu yang hangat di cuaca seperti ini tapi saya khawatir rasa pedas dan asam akan berinteraksi didalam perut. Alih-alih ingin makan sedap malah sakit perut. NO WAY! Saya ingin menikmati perjalanan saya.



Sistem layan sendiri membuat kita bebas memadukan apa saja. Ngga terlalu doyan nasi, saya memilih Bihun goreng yang coklat kemerahan dan sedikit berminyak, selain karbohidrat ini ada juga nasi putih biasa dan nasi lemak khas dataran melayu disini. Saya mengintip sayuran mulai dari berbagai macam tumis sayuran, sayur sup dan santan. Saya juga melihat gulai kepala ikan yang sangat menggoda. Tapi tidak cocok untuk bihun goreng saya. Ada lagi ayam goreng dan ikan goreng krispi, masih ada tahu dan tempe goreng. Cukup membuat saya penasaran. ADA TEMPE GORENG! Saya juga melihat telur dadar yang tebal dan kuning keemasan. Menggoda sekali! Saya pilih ini.

 
Mata saya masih mencari tambahan menu lagi. WOW! Saya menemukan KRAKEN! Kraken yang sudah matang dan dimasak dengan baluran kuah cabe, seperti Masak Bali ala Jawa Timuran. Semakin membuat saya penasaran. Segera saya ambil 1 potong besar dan saya menambahkan teh tarik hangat untuk menu pagi ini. Segera saya menuju kasir dan VOILA! Ternyata pemiliknya adalah ibu yang berasal dari Surabaya yang menikahi pria Malaysia. Terjawablah semua mengapa ada tempe goreng dan kenapa ada masakan bali. Saya bercerita sedikit asal saya dan IHIW! Saya hanya membayar RM3 dan minumnya gratis! Si ibu masih memiliki nasionalisme tinggi walaupun sudah belasan tahun di Johor Bahru.

Sengaja memilih tempat duduk diluar, menikmati cumi raksasa saya yang saya pikir alot, ternyata tidak sama sekali, tangan cumi-cumi ini begitu lembut dan merahnya tidak pedas karena berasal dari cabe merah. Rasa bumbu Indonesia memenuhi rongga mulut saya, baru kali ini makan yang memang “berasa” bumbunya. Cukup asin dan gurihnya. Tidak ada aroma dan rasa amis. Saya jatuh cinta dengan cumi raksasa ini.

 
Saya sampai lupa dengan bihun goreng yang juga enak, walaupun sedikit tawar. Telur dadarnya juga enak! Tidak terlalu matang, masih ada sensasi lembut dibagian tengah yang masih kuning keemasan. Tidak gosong sama sekali, daun bawangnya juga membuat rasanya semakin kaya. Tidak ada bumbu lain hanya daun bawang, sedikit rasa kaldu dan garam. Sempurna! Sarapan ditutup dengan segelas teh tarik.

Asik! Sekali lagi Asik! Sarapan enak dan harganya murah! Hidup Indonesia J

Rempah, Mahakarya Alam Indonesia

$
0
0

Rasanya sebagai orang Indonesia, lidah saya sudah terbiasa dengan aneka rasa bumbu rempah. Pokoknya  kalau kalau tidak ada rasa rempahnya maka makanan bisa dianggap tidak enak. Paling tidak untuk setiap makanan Indonesia paling tidak menggunakan lebih dari 5 macam bumbu. Apalagi, nenek saya selalu berpesan, jika masakan yang dibuat mau enak, kita tidak boleh menghilangkan atau menguragi satu jenis bumbupun.

                                         Macam Macam Rempah


Gambar diambil dari sini

Rempah-rempah sendiri sudah dikenal berabad-abad di berbagai belahan dunia. Bahkan bangsa Mesir kuno sudah mengenal rempah, namun memang lebih difungsikan sebagai bahan aromatik dan persembahan dewa dwei bahkan jauh sebelum dikenal sebagai pengawet makanan, beberapa rempah sudah digunakan untuk proses pengawetan mayat raja bangsa Mesir (hiiii………. Untung saya tidak pernah membayangkannya saat makan) belum lagi beberapa suku menggunakan khusus pengawet makanan yang hampir busuk supaya baunya tersamarkan. Jadi mulai sekarang jangan diingat-ingat fungsi rempah tadi saat makan ya.

Proses Mumifikasi menggunakan campuran rempah
Gambar diambil dari sini

Beda lagi dengan bangsa Arab yang lebih suka menggunakan rempah sebagai bahan obat-obatan yang masih dipercaya hingga kini, masih ingat dengan Jintan hitamkan? Kebiasaan penggunaan rempah sebagai obat-obatan memang sudah dimulai dari tahun 1900an Sebelum Masehi, tidak hanya di benua Afrika, benua Amerika juga sudah memulai menggunakan rempah sebagai obat, seperti bangsa Indian yang menggunakan kunyit. Sedangkan di benua Asia tentu sudah bisa ditebak peradaban Tiongkok lebih tua lagi 2700 sebelum Masehi, di mulai oleh dinasti Han. Para Tabib mempercayakan pengobatan penyakit pada perpaduan berbagai jenis rempah dan tanaman. Luar biasa sekali penggunaan rempah. Luar biasa! Gemah Rempah!

Tabib menggunakan rempah sebagai obat
 
Gambar diambil dari sini

Lalu apakah bangsa Eropa ketinggalan dalam pemanfaatannya? Tidak juga, dalam beberapa literatur, aromanya yng menenangkan dan menyenangkan membuat beberapa ekstrak rempah dijadikan sebagai campuran parfum. Selain itu juga digunakan sebagai penyedap makanan, selain aromatik beberapa rempah memberikan kehangatan saat musim dingin. Sempurna!

Karena tidak banyak daerah penghasil rempah di dunia, maka untuk mendapatkannya terbilang sulit dan harganya menjadi mahal. Kita harus ingat hukum supply and demandyang sudah ada dari zaman dahulu kala. Permintaan banyak, ketersediaan sedikit dan mengakibatkan harganya menjadi mahal. Bahkan pedagang yang pintar membuat cerita-cerita menyeramkan tentang bagaimana susahnya mendapatkan rempah tersebut.

Bangsa Eropa yang terkenal doyan menggunakan rempah dalam masakannya adalah Belanda, bahkan mereka biasa mengadakan Rijsttafel yaitu pnyajian berurutan makanan ala Indonesia dikalangan bangsawan. Bisa terbayangkan betapa elitnya berada dipesta ini, makanan yang disajikan secara lengkap dengan tata perjamuan Eropa. Ada makanan pembuka, utama dan penutup tentu saja ada pula minuman beralkohol didalamnya. Pasti meriah dan tentu saja mahal untuk dilaksanakan.

Rendang, makanan terenak didunia
 
Gambar diambil dari sini

Tapi kita harus tetap bangga,  walaupun makannya tidak semewah Rijsttafelkarena kita bisa menggunakan bumbu dapur tersebut jauh lebih gampang karena tidak sulit menemukannya. Tidak perlu berlayar, tidak perlu harus membeli dengan mahal karena bisa dengan mudahnya mendapatkan dihalaman rumah karena kebetulan menanam atau dengan membelinya kepasar. Harganyapun tentu tidak semahal bangsa Eropa yang membeli dari pedagang Arab, India atau Tiongkok.

Nasi Goreng dan Sate
 
Gambar diambil dari sini

Saya bersyukur karena dengan kekayaan alam Indonesia bisa menikmati rendang daging, ayam betutu, sambel pecel atau urap sayur yang lezat. Pasti banyak bangsa yang iri dengan Indonesia bisa makan rendang, sate dan nasi goreng dengan murah apalagi makanan ini masuk daftar makanan terenak di dunia. Saya yakin tidak mungkin rendang bisa didapatkan dengan harga Rp 20.000,-/porsi di Perancis dan sate dengan harga  Rp 12.000,-/porsi di Swiss. Betapa beruntungnya kita bisa merasakan Gemah Rempah Mahakarya Indonesia.

Berbagai makanan berempah ala Indonesia
Gambar diambil dari sini

Saya sendiri yang notabenenya doyan jalan dan menikmati mekanan dimana-mana tidak bisa menyangkal bahwa makanan berempah jauh lebih enak daripada makanan yang hanya mengandalkan garam dan kaldu saja. Setiap habis jalan-jalan di negara lain pasti langsung kangen Makanan Indonesia yang berbumbu kencang. Kalau boleh saya garis bawahi, makanan Indonesia memang boleh dibilang jajaran makanan enak di didunia. Tidak percaya? Silakan traveling 1 bulan di Eropa dan ceritakan bagamana pengalaman makan disana! Sekali lagi saya bangga dengan Rempah masakan indonesia. Sungguh Mahakarya Indonesia yang patut diacungi jempol.


Festival Wajib Kunjung Tiap Tahun! POSITIVUS!!

$
0
0

Ah saat mendengar nama Latvia pasti banyak yang bertanya Negara macam apa itu? Ada dimana? Apa yang menarik disana? Untuk menjawab semuanya saya akan mencoba sedikit bercerita mengenai perjalanan kesana. Menyenangkan dan banyak hal menarik yang bisa dilihat disana.


Perjalanan menjelajah ini memakan waktu perjalanan yang super panjang, mulai dari perjalanan darat dari Pontianak menuju Kuching lalu menggunakan pesawat dari Kuching (KCH) Menuju ke Kuala Lumpur (KUL) dilanjutkan dari Kuala Lumpur (KUL) menuju Abu Dhabi menuju Amsterdam (AMS) baru sampai di Riga International Airport (RIX) total perjalanan saya mencapai 24 jam perjalanan udara tidak termasuk perjalanan darat. Bisa terbayangkan betapa lelahnya dan jetlagnya harus melakukan perjalanan sejauh ini.

 

Setelah dijemput oleh Tourism board dan langsung meletakkan barang-barang dihotel untuk menuju presscon festival Positivus, asal tahu aja yah. Saya jalannya masih ngga bisa lurus, mata saya berkunang-kunang dan kepala pusing banget. Beberapa kali saya ditanya “are you OK?” saya harus jawab apa? pilihan berat, kalau saya jawab jetlag saya bakal disuruh istirahat dan ngga bakal ikutan nonton festival ini. Siapa line up nya? Kraftwerk (DE), Bastille (UK), Ellie Goulding (UK), Elbow (UK), The Kooks (UK), The 1975 (UK), Daughter (UK), Laura Mvula (UK), Junip (SW), Temples (UK), Anna Calvi (UK), Of Montreal (US), MØ (DK), The Horrors (UK), You Me At Six (UK), Pharoah Sanders Quartet (US), Future Islands (US), Tricky (UK), Just Blaze (US), A-Track (CA), Phantogram (US), Latvian Blues Band (LV) and Justina Lee Brown (ZA), AlunaGeorge (UK), NONONO (SE), Chet Faker (AU), Kid Karate, Cherub (US), Birth Of Joy, King Charles, Dzelzs Vilka Jauno Jāņu Orķestris (LV), Pompeya, FM Belfast (IC), And So I Watch You From Afar (UK), Audience Killers (LV). Dan pastinya banyak yang bikin ngiler untuk dilihat!!

 

 

Oh ya baru kali ini seumur-umur menonton konser harus memegang tiang dan terlihat tipsy. Beneran terlihat aneh, apalagi panggungnya bukan hanya 3 seperti di Rainforest World Music Festival tapi 6 panggung, LATTELECOM STAGE (merupakan panggung utama yang paling besar, dikelilingi pohon dan berada diwilayah tepi laut Salacgrīva dan yang berada dipnggung ini adalah Elbow, Kraftwerk, Ellie Goulding, Bastille, The Kooks, The 1975, Anna Calvi, Daughter), NORDEASTAGE (kalau yang ini ada ruangan dan tempat duduk seperti Amphitheater), PALLADIUM STAGE (yang ini indoor stadium terbesar), I LOVE YOU STAGE (dipanggung ini dimainkan musik-musik Baltic yang membuat penonton menari sampai puas), RED BULL MUSIC ACADEMY STAGE ( yang suka dengan musik elektronik dan ingin beada di tempat penuh musik party mesti nongkrong disini) dan ARTS AND NATURE STAGE (dari namanya sudah ketahuan kalau disini banyak ditampilkan tarian tradisional, teater dan sastra).

 
 

 

Lokasinya super lebar dan menyebar kebeberapa lokasi yang cukup jauh, untuk berjalan saya sudah tidak sanggup, jadi saya lebih banyak berada di panggung utama karena disini hampir semua penampil sudah saya pernah dengar lagunya. Positivusdiadakandi kota pesisirLatviaSalacgrīva; itu terletakdi antarajalan rayaA1Via BalticadanpantaidariRigaBay.Festival inimenawarkan akses kepadang rumput, hutan, pantai, sertakota lokalSalacgrīva.
Jika mau menikmati konser ini kita bisa memilih hemat dengan cara kamping, disini memang disediakan area yang cukup luas, silakan saja memilih lokasi, semakin awal kita datang, semakin strategis lokasi yang didapatkan. Tips dari saya pilihlah area yang mudah menemukan toilet agar tidak susah bila kebelet. Tapi jika punya uang lebih, silakan saja menginap di hotel terdekat, pihak hotel juga memberikan kemudahan dengan memberikan akses kendaraan pengantar ke lokasi.



Lokasi parkir juga disediakan sangat luas dan memudahkan orang yang berkunjung dan memarkir kendaraannya. Oh ya, bagi ada yang harus minum kopi, tidak perlu khawatir, disini ada produk kopi yang mensponsori dan memberikan kopi gratis serta bebas isi ulang jika kita ingin menambah lagi. Disekitar area ini juga tersedia layanan katering jika anda ingin membeli paket makanan selama acara ini berlangsung. Semua fasilitas lengkap dan memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para pengunjung.



Selama dikonser ini, banyak yang berada dipuncak rasa puas yang luar bisa. Tiketnya boleh dibilang murah untuk penampil yang begitu banyak dan luar biasa. Hanya 62 Euro tanpa kamping dan 68 Euro dengan kamping dilokasi tersebut. Kita juga tetap harus membawa uang lebih untuk membeli makanan dan merchandise yang banyak dijual disekitar lokasi. Kalau memang punya waktu dan biaya Positivus merupakan festival yang tidak boleh dilewatkan. Walaupun saya tidak terlalu bisa menikmati acara ini karena jetlag tapi tetap membuat saya sangat terkesan!

Menikmati Surga Makanan Bogor di Suryakencana

$
0
0
Jalan Suryakencana! Orang Bogor sebagian besar mungkin setuju kalau disini surga makanan. Apa makanan Bogor yang sering diselepetin di kuping hampir rata-rata ada disini. Saya punya kesempatan menjelajah disini setelah menempuh perjalanan menggunakan angkot. Berjuang dari kost an di IPB Braga. Jauh, macet dan keringetan. Semuanya terbayarkan saat saya berada di Plang jalan ini. FIUH lega sekaligus bahagia. Sudah terbayang makanan enak berkeliaran.


Jalan Suryakencana! Orang Bogor sebagian besar mungkin setuju kalau disini surga makanan. Apa makanan Bogor yang sering diselepetin di kuping hampir rata-rata ada disini. Saya punya kesempatan menjelajah disini setelah menempuh perjalanan menggunakan angkot. Berjuang dari kost an di IPB Braga. Jauh, macet dan keringetan. Semuanya terbayarkan saat saya berada di Plang jalan ini. FIUH lega sekaligus bahagia. Sudah terbayang makanan enak berkeliaran.

Ternyata perjalanan menuju pusat Kuliner disini masih cukup jauh, saya hanya berpatokan segera cari Gg Auf. Dengan metode ‘malu bertanya sesat dijalan’ saya terus bertanya dan memastikan dimana lokasi tempat ini. Dih, ternyata jauh booooo….. menyesal juga berhenti di ujung jalan masuk Suryakencana. Jalan kaki ini cukup panjang. Lebih 500meter melangkah gg Auf belum sampai juga. Untunglah saya bertemu dengan penjual toge goreng yang menurut saya punya kesalahan penamaan karena tidak sedikitpun digoreng atau ditumis. Coba cek tulisan saya yang lain.

Saya melanjutkan perjalanan dan menemukan cemilan yang cukup membuat penasaran. Sekilas seperti tahu putih segiempat, tapi kok dikipas-kipasin diatas bara api. Apakah itu? Saya mendekat untuk mencari tahu, secara pikulan ini terlihat sederhana dan saya lihat ada beberapa yang mengantri. Insting kuliner saya bekerja dengan baik. Aromanya enak dan mengundang. Kesimpulannya ini pasti lezat



Setelah mendekat saya bisa melihat ketan berbentuk segiempat yang sedang dipanggang diatas bara api. Wih! Ini seperti lemper yang telanjang tanpa daun pisang. Aroma sedap ketan gurih yang terpanggang. Saya tidak sabar dan memesan 5 buah karena sepotong harganya Rp 2000,- dengan sabar saya menunggu dan ternyata saya pembeli terakhir. Cepet banget habisnya, padahal jam tangan saya baru menunjukkan pukul 10 pagi.

Setelah terlihat kering dan sedikit coklat akibat terbakar, ketan itu disimpan diatas daun pisang segar, lalu dibungkus. Saya membayangkan aroma daun pisang yang khas bersatu dengan ketan panggang. Ternyata ketan ini dimakan dengan sambal oncom! Penjual juga menanyakan apakah saya ingin ekstra cabe? Jelas iya! Saya penggemar pedas.

Sembari berlalu, saya mencari tempat meluruskan kaki. Sembari membuka bungkusan daun pisang dan segera aroma sedap merebak. Saya ambil sepotong ketan putih dan saya coa makan tanpa pendamping. Ketannya pulen dan rasanya gurih banget, asinnya pas banget. Membakarnya juga ngga sampe gosong dan kering. Gini aja enak, apalagi dipakein sambal oncom! Rasa dan aroma oncom yang khas, dipadu dengan bawang putih dan cabe! Beuh, saya sudah tidak perduli dengan orang yang lalu lalang didepan saya. Saking enaknya niatnya makan 1 akhirnya saya habiskan semua. Makanan ini sederhana tapi enak.

Setelah saya menoleh sedikit ternyata disebelah saya ada tukang parkir yang juga sedang duduk beristirahat. Kami sempat berbincang sejenak dan saya juga menawarkan potongan terakhir ketan panggang saya dan ditolak dengan alasan sudah sering memakannya. Dia juga mengatakan saya beruntung bisa menemukan bapak penjual ketan ini karena biasanya jam 8 pagi saja sudah ludes! Wih…… memang Tuhan selalu baik kepada traveler hemat seperti saya.



Menyusuri Jalan Suryakencana memang menyenangkan saya juga melihat barisan rumah tua bergaya tiongkok yang masih asli namun sayang ada juga yang tidak terawat. Padahal menurut saya ini merupakan aset wisata yang indah

Sembari melintas mata saya melihat soto kuning Pak Yusuf. Dih! Aromanya begitu tutup kuah dibuka langsung menyebar kemana-mana. Saya otomatis lapar. Mlipir adalah jalan terbaik. Saya langsung pilih-pilih apa yang menjadi isi soto saya. Pilihan tepat adalah babat, usus, paru goreng dan daging, masa bodo dengan kolesterol kalau sudah kulineran begini. I don’t care! Siraman kuah kuning dan potongan tomat berpadu dalam satu mangkok soto. Rasanya enak dan ngga eneg, jangan masukkan apa-apa dulu, biarkan kuah original yang diseruput terlebih dahulu. Baru kemudian kucurkan dengan jeruk nipis. Sweger…… Ludes deh semangkuk dengan segelas teh hangat.

Mari kita hunting lagi! Setelah berjalan sekitar 300 meter saya kembali celingak celinguk. Dasar hidung saya emang tajam. Terlihat seorang pria sedang memotong kikil dan membuka kuah bakso yang langsung mengeluarkan uap gurih sedap. Aha! Menurut literatur kuliner ini dia bakso kikil Mang Jaka. Antrian cukup panjang, kebanyakan membungkus karena bakso ini hanya menyediakan bangku plastik saja untuk makan disini. Tapi siapa perduli kalau sudah suka. Setelah duduk langsung memilih kikil yang akan saya campurkan kedalam kuah bakso. Sebelum makan tutup mata sejenak dan hirup aromanya yang gurih, rasakan kuahnya yang ringan dan tidak penuh lemak, baksonya kenyal dan setiap kunyahannya terasa sekali dagingnya. Apalagi dengan kikil yang kenyal semakin memberikan tekstur setiap kunyahannya. Wenak ini. Layak untuk di coba.

Saya kekenyangan dan perjalanan kuliner di jalan Suryakencana masih panjang. Saya beristirahat sejenak disini, tunggu lanjutan perjalanan saya berikutnya.

Masih Menikmati Surga Makanan Bogor di Suryakencana

$
0
0
Hai, saya masih diBogor dan saya masih ada di jalan Suryakencana. Tulisan saya sebelumnya berakhir di Bakso Kikil Mang Jaka yang enak dan menggoda.


Melangkah beberapa saat, setelah semua makanan tercerna dengan baik saya menemukan penjual bir pletok yang sangat khas. Tidak ada alkohol disini hanya racikan bumbu rempah kayu manis, jahe dan gula jawa menjadi satu dalam botol-botol berisi air berwarna coklat. Saat membeli maka botol akan dikocok hingga berbusa mirip bir (mungkin ini yang membuatnya dinamakan bir kocok), bisa diminum tanpa es atau dengan es. Cocok banget buat ngilangin capek dan pegel. Saya bungkus 2 buat bekal perjalanan.


Ada keramaian yang membuat saya penasaran, ada antrian pembeli digerobak yang berisi jejeran daun pisang yang bertuliskan macam-macam pepes. Wih menurut referensi, disini juga terkenal dengan pepes sagu yang enak, ada pisang dan nangka. Selain yang manis ada juga yang asin gurih seperti pepes cumi atau teri. Saya hanya fokus dengan pepes sagu yang saya coba beberapa dan dibawa sebagai kudapan ntar malem. Aromanya memang harum dan gurih. Manisnya pun tetap sopan.

Kalau masih kurang jajanan buat digantungin di tangan masih ada banyak makanan lain yang bisa dibeli mulai dari doclang, dongkal, wedhang ronde sampai martabak manis.

Tapi kok saya masih ada yang kurang dan mesti dibeli, saya tetap kepengen menikmati Combro. Karena ini juga special, masalah buat saya kalau tidak makan makanan khas berisi oncom ini. Combro Atmajaya yang mengundang saya untuk membelinya. Rasa penasaran lebih mendorong saya untuk mencobanya. Kenapa harus ada 2 jenis combro yang berbeda? Digoreng agak kecoklatan dan coklat keemasan sempurna. Saya sudah mendapat jawabannya langsung dari penjualnya. Kalian ada yang tahu?


Tangan masih sanggup memegang beberapa oleh oleh lagi, termasuk serabi hijau yang tembem menggoda dengan pinggiran yang crispi, tidak lupa saya berhenti didepan toko ngohiang asli gg Auf untuk mencoba kelezatan lumpia basah. Isiannya rebung, tauge dan udang kering serta telur yang diorak arik didalamnya, dimasak hingga matang menggunakan tungku abu. Aroma bawang putih juga kencang, ini pasti enak!. Lalu disimpan didalam kulit pangsit yang tipis dan dibungkus dengan daun pisang. Duh, ngga sabar sampai kerumah lalu langsung dimakan.

Setelah makanan saya selesai dibuat, perut saya tiba-tiba lapar. Kenapa tidak langsung mencoba Ngo hiang sekalian. Walaupun di Pontianak juga ada dengan nama yang berbeda, saya tetap ingin mencoba makanan ini karena sudah mengalami perubahan sajian yang penampilan. Saya saankan sebelum membeli harus mengecek terlebih dahulu apakah ini halal atau tidak karena ada 2 jenis isian, daging ayam udang atau daging babi udang (HATI HATI sekali lagi HATI HATI, TANYA DULU sebelum makan dan pesan). Kalau di Pontianak biasanya digoreng dan dicocol dengan saos madu dan jeruk, tapi disini disajikan bersama dengan kentang rebus dan tahu goreng serta disiram dengan kuah kacang yang gurih manis ditambah dengan taburan bawang goreng. Ini nuansa lain makan ngo hiang, ini yang membuat lidah saya menari bahagia apaladi saya tutup dengan segelas es pala. Nikmat mana lagi yang bisa didustakan.



Oh ya, sebenarnya masih banyak lagi makanan disini seperti nasi goreng pete Guan Tjo, Toge Goreng Bu Epoh, Laksa Gg Auf, Sate Sapi Pak Oo, Soto mie Agih atau keluar suryakencana untuk mencoba asinan bogor Gedong dalam. Disepanjang Jalan Suryakencana atau SurKen ini juga banyak toko oleh-oleh yang bisa dikunjungi. Sebenarnya pada sore dan malam hari juga masihbanyak makanan yang bisa dicicipi tapi waktu saya terbatas. Jam 2 siang saya mesti kembali tapi dengan hati senang dan perut kenyang.

Penang Jazz Festival 2014 Menunggu Kehadiran Pecinta Musik Jazz

$
0
0
Penang sekali lagi menjadi tuan rumah bagi Penang Jazz Festival yang ke 11. Acara besar ini diselenggarakan tanggal 4-7 Desember 2014.



Malaysia Major Events dengan bangga memberikan dukungan  Penang Jazz Festival 2014 dengan line-up yang menarik dari artis jazz Internasional di pertunjukan ini. Ini merupakan cara yang cantik untuk membawa pecinta jazz dari seluruh duia untuk bersama sama menikmati musik jazz yang berkesan selama akhir pekan di Penang yang merupakan salah satu lokasi terbaik di Malaysia. Semua pengunjung akan dilayani dan disuguhi pengalaman yang menyenangkan.

Kegiatan Penang Jazz Festival ke 11 ini merupakan salah satu bagian dari Program Malaysia Year of Festival 2015. Even ini sendiri sebagai cara untuk menarik dan mengetahui seberapa banyak fans musik jazz, dimana mereka menyumbang RM 7.000.000, dari pengeluaran wisatawan.




Para penampil di panggung “Jazz By The Beach” pada hari Sabtu 6 – 7 Desember 2014 adalah Richard Bona Group, Carmen Souza, Crystal Bowersox, Monoswezi, Laila Biali Trio, Jo Yeong Deok Trio, Dutch Swing College Band, CNIRBS, Fresh Dixie Project, Schroeder-Headz, Seth Glier and JazzHats & Ray featuring Man Kidal.
Untuk mendukung selama acara ini berlangsung akan diadakan workshop, Jazz Gallery Exhibitions, Sunrise @ TSG, Creative Malaysia Fringe Stages, “Island Music Forum Sessions”, Jazz With A Heart Charity Concert dan the After Hours Jazz Jam.


Workshop sendiri akan diisi oleh Richard Bona (Kebebasan dan Improvisasi), Carmen Souza (Evolusi / Sejarah dari musik Cape Verdean), Crystal Bowersox & Seth Glier (I Will Survive - Bagaimana sebuah lagu Bisa Menyelamatkan Jiwa Anda), Laila biali (Pop Goes the Jazz World: Bagaimana untuk memasukkan lagu pop dan menyusunnya dalam sebuah ansambel jazz) dan Dutch Swing College Band (The Origin of Tradisional Jazz Music).


Sedangkan untuk pembicara tahun ini di “Island Music Forum Sessions” adalah Professor Tony Whyton (Director of the Salford Music Research Research Centre at University Salford UK), Reiner Michalke (Artistic Director of Moers Festival and Cologne Concert Venue Stadtgarten), Amy Pearce (Associate Director - Serious / EFG London Jazz Festival), Frank Bolder (Program Manager North Sea Jazz Festival / Music Program Manager at LantarenVenste) and Victor Kye (Assistant Artistic Director of Jarasum International Jazz Festival and Gwangju World Music Festival)

Tahun ini Creative Malaysia Fringe Stages akan diisi dengan penampilan dari artis lokal seperti Christian Mark Theseira, Ashes & Oak Trees, The Endleaves, Caitlynn & Caleb, Puira and The Mash dari Kuala Lumpur; Sheila Julis, Hazel & Jay, Tett Lim Effect, Uglymen, Sid & the Trouble Makers dan Manuel Ukulele dari Penang; dan Rozella & Air Pockets dari Sabah.

Melanjutkan komitmen kerja sosial dari festival ini maka dilakukan konser amal “Jazz With A Heart”. Yang akan dilaksanakan di hari Jumat 5 Desember 2014 di Ballroom Bayview Beach Resort.Thun ini konser amal ini bertema “Just For The Love of It” Merayakan Penang Musik Heritage. Seirama dengan tema penampil untuk konser ini akan hadir band dan musisi yang sangat terkenal di Penang di akhir dekade 50-an hingga awal 60-an. Mereka adalah “Island Palm Beach Boys”, the “Dutch Swing College Band” yang pertama kali tampil di Penang tahun 1962 dan “The Beads” yang terdiri dari Albert Choo, Kenny Chu, Fred Cheah and David Thiagarajan (of Alleycats fame) yang pernah memenangkan kontes Radio Malaysia’s talentime tahun 1969 dan akan kembali reuni serta tampil bersama hanya untuk acara amal ini setelah 45 tahun. Tiket menonton untuk acara amal ini dijual seharga RM 80/orang. Sebagian hasil dari konser akan disalurkan ke organisasi amal yang dipilih.
 
Akan ada juga acara the Sunrise @ Tropical Spice Garden yang memasuki tahun ke dua dan dilaksanakan 6 Desember 2014, di pagi hari dari atas bukit diantara pepohonan yang berada di Tropical Spice Garden yang indah, penonton dapat menikmati musik dari “De Leon Jazz Experience”, “Ashes & Oak Trees”, & “Ray Rozells Unplugged” dalam atmosfir yang fantastik. Tiket dijual seharga RM 10, termasuk snack untuk sarapan. Jangan lupa mengontak Tropical Spice Garden di nomor telepon 04-881 1797 untuk pembelian tiket dan pertanyaan.


 
Pertunjukan pre-show untuk Penang Jazz Festival sudah dilakukan di The Laundry Bar, Curve Kuala Lumpur, Sabtu 22 November 2014 yang akan menampilkan Sheila Julis yang juga akan tampil di festival Fringe stage tahun ini bersama dengan artis lokal seperti BIHZHU, VIV Adram & Northern Jazz Unit, Roger Wang, JUNK and FAZZ yang juga seudah tampil difestival ini tahun lalu. Jangan lupa untuk datang dan menikmati musik ini dan menangkan tiket untuk hadir di Penang Jazz Festival ke 11.
 
Penang Jazz Festivel 2014 disponsori oleh Malaysia Major Events Malaysia Convention & Exhibition Bureau, sebuah badan yang berada dibawah Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia. Juga didukung oleh Perbadanan Bekalan Air Pulau Pinang (PBA), Penang Global Tourism Sdn. Bhd., British Council, Goethe Institut, Arts Council Norway, KK Jazz Festival, LBS Music World, Roland Asia Pacific, The Guitar Store,  JS Music & Little Penang Street Market;  with Venue Partners,  Bayview Beach Resort, Hard Rock Hotel Penang, ParkRoyal Penang Resort, Tropical Spice Garden; Media Partners Homegrown Productions, Smoothjazz.com, Lifestyle Asia, Rentak Sejuta. 

Tiket pertunjukan “Jazz by the Beach” dan “Jazz With A Heart Charity Concert” dijual seharga RM 80/malam dan tersedia di www.ticketpro.com.mydan tiket penjualan resmi yang ditunjuk.
Jangan lupa yang ingi mendapatkan informasi lebih lanjut silakan bergabung di dan cari informasinya di www.penangjazz.com. Atau https://www.facebook.com/groups/PenangIslandJazzFestival/ , Twitter @penangjazzfest, instagram @PenangIslandJazzFestival dan  youtube channel PenangIslandJazzFestival.

Menembus Imigrasi, Menikmati Johor Bahru

$
0
0
Menembus Imigrasi!
Fenomena yang tampak disini luar biasa, jika anda pernah melihat orang mengantri makanan di pengungsian, begitulah kami. Semua berusaha merangsek didekat gerbang, melihat semua petugas yang masih hilir mudik mempersiapkan diri, ditambah bunya sirene yang menandakan semua pegawai harus bersiap dan melakukan briefing! Bah! Saya pikir mau perang! Setelah bunyi sirene orang-orang dibelakang saya makin beringas merangsek masuk. Saya malah kasian dengan ibu dan bapak disebelah saya yang terlihat agak ringkih dan selalu berpegangan tangan. Ah, seandainya dibuat beberapa jalur, untuk yang sakit/tua/hamil/anak-anak, laki-laki dan perempuan. Pasti semuanya lebih teratur ya.

Penderitaan maju, dorong, desak, masih berlanjut pada saat gerbang dibuka. Jangan mimpi kalau misalnya budaya antri dilakukan. Semuanya berlarian seperti maling dikejar polisi. Sebenarnya didepan imigrasi diberlakukan 4 baris dengan 2 loket tapi ya itu! Bisa jadi akibat saling nyempil maka barisan bisa berubah jadi 6 atau 8. Satpam? Sepertinya hanya jadi penghias didepan loket bahkan loket untuk WNA pun diserobot oleh WNI padahal sudah jelas tulisannya. Siapa yang kuat dan licik dia yang berkuasa hahaha.
 
Tiba giliran saya setelah menunggu cukup lama dan melawan beberapa orang yang berusaha menyalip dengan membuat badan saya lebih lebar. Petugas terlihat santai tanpa banyak Tanya, memasukkan paspor kedalam mesin scanner, memberikan stempel dan menyerahkan kembali. Saya berhasil menyelesaikan imigrasi Entikong, saya harus melewati perbatasan Malaysia yaitu Tebedu. Biasanya disini petugasnya akan lebih banyak bertanya jika kita baru pertama kali masuk kenegara ini, mulai dari tujuan, menginap dimana dan apa yang akan dilakukan. Tapi kebetulan saya lumayan sering berkunjung ke Kuching, tanpa banyak Tanya petugas langsung stempel dan memberikan kembali kepada saya. Oh ya disini sering terjadi kemacetan jika kita salah mengambil barisan di antrian TKI. Saya akui disini lebih teratur rapi dan 1 loket hanya ada 1 barisan. Iri ya?
 
Menyusuri Jalan Negeri Sarawak
Perjalan menuju Kuching juga mulus tanpa ada lubang dan jalan rusak, cuman jalan yang menanjak dan turunan yang curam, saya malah lebih memilih tidur disini karena perjalanan masih cukup panjang, saya masih bisa tidur nyenyak kurang lebih 3 jam hingga sampai tke Kuching Central, terminal bus yang mirip bandara terintegrasi dengan mini mall dengan system keluar masuk yan rapi dan membuat para penumpang merasa nyaman. Kuching Central juga tidak jauh dari terminal Internasional Kuching. Bisa dicapai dengan Taxi kurang lebih 15 menit. Jika kita ingin menginap disini juga terdapat beberapa hotel transit.
 
Pontianak dan Kuching mempunyai perbedaan waktu 1 jam, jangan lupa untuk mengubah jam karena akan memudahkan kita mengecek jadwal transportasi kita. Pukul 10 pagi saya tiba di Kuching Central dan memutuskan langsung menuju Bandara Internasional Kuching. Untuk melanjutkan perjalanan saya menuju Johor Bahru. Perjalanan ini kurang lebih memakan waktu 1 jam lebih.
 
Johor Bahru I’m Coming!
Tiba dibandara Internasional Senai sudah ada bus atau taksi yang bisa kita gunakan untuk menuju pusat kota Johor Bahru atau JB sentral. Silakan untuk memilih transportasi yang sesuai. Saya sudah lelah menggotong backpack. Saya memilih untuk menuju hostel dan menyimpan backpack saya agar mempermudah pergerakan saya.

Perut sudah lapar karena saya hanya sempat makan roti dan kopi saja di bandara. Seperti biasa, saya akan lebih memilih untuk menikmati kebiasaan lokal dan menikmati makanan favorit yang ada di Johor Bahru ini. Kalau saya boleh bercerita sedikit di JB, orang-orang disini hobi sekali berbincang di kedai, bahkan ada kedai yang buka hingga 24 jam. Makanan yang dijual kebanyakan bertemakan India, Melayu dan Tiongkok. Pengamatan saya mengatakan mayoritas disini adalah India dan Tiongkok. 
 
Berlanjut ke acara menemukan makanan lokal, saya mencoba menikmati 2 Chapati (sejenis roti pipih india) yang tentu saja dimakan dengan menggunakan kuah kari.Berusaha untuk hemat hehehe cukup membayar RM 3 saja. Dan tentu saja ditambah dengan Barley ais seharga RM 1,20. Saya juga sempat melihat kesekeliling. Banyak sekali yang bersantai dan berbincang dikedai ditemani dengan segelas Kopi O dan teh tarik. 
 
Hari semakin sore, saya berjalan terus menyusuri daerah skudai dekat tempat saya menginap. Saat menyusuri jalan, saya menemukan banyak hal menarik mulai jari penjaja togel alias lotere yang selalu berusaha untuk membuat kita tertarik membeli, oh ya disini legal dan bebas untuk diperdagangkan kecuali untuk melayu muslim. Saya juga bertemu dengan pria tua yang berprofesi sebagai mucikari dan menawarkan “amoy” atau wanita penghibur. Sungguh lucu dan menarik untuk menelusuri sayangnya saya tidak berani untuk mengambil foto berbagai transaksi disini, lagipula tujuan utama saya mencari kuliner enak.
 
Saya menuju salah satu pasar malam yang banyak menyediakan makanan lokal disini di dekat taman Unversiti, penjual makanan disini bermacam-macam karena budaya makan disini luar biasa. Dalam 1 hari bisa 5 kali makan besar, tapi memang porsi yang dijual tidak terlalu besar. Satu lagi hal menarik disini, jika kita membeli makanan di pedagang kaki 5 semua peralatan terbuat daari plastic atau melamin dan satu juga yang mengejutkan. Sendok dan garpunya kalaupun terbuat dari besi pasti super tipis dan kebanyakan bengkok. Saya tidak membeli makanan disini, saya lebih mencari kedai supaya saya bisa makan sembari duduk


Saya berhenti di kedai India yang lumayan ramai karena banyak yang menikmati makanan disana, saya sendiri memesan nasi lemak yang dibungkus dengan daun pisang. Didalamnya terdapat nasi yang diisi dengan sambal dan telur rebus. Harganya lumayan murah, hanya RM1,5 perbungkus. Saya memakan dua bungkus dan sebotol air mineral yang sudah saya isi dari hostel. Perut kenyang dan murah. Selanjutnya saya melangkah lagi untuk mencari lokasi lain
 
Saya menemukan Night Market tepat di belakang KSL City Mall, sederet dengan Grand Paragon Hotel. Mulai dibuka dari 4 sore, namun pedagang – pedagang baru lengkap pada kisaran 7 malam. Jualannya macam-macam semua seba murah, disini juga banyak kerajinan yang bisa kita beli sebagai oleh-oleh. Tetap ya, setiap pasar malam pasti menawarkan banak jajanan yang menggoda jiwa dan raga. Selain itu juga masih banyak VCD bajakan bahkan dari penyanyi Indonesia masa lampau, disini juga saya melihat banyak artis jalanan yang siap melukis wajah kita menggunakan pensil
 
Setelah lelah berkeliling dan menikmati berbagai macam atraksi jalanan dan pedagang yang menjual berbagai macam pernak pernik, kaos, elektronik dan semua kebutuhan sepertinya ada. Saya sempat menawar beberapa gantungan kunci dan pastinya beberapa cemilan berhasil saya beli. Karena sudah lelah saya pun memutuskan untuk berjalan pulang menuju hostel karena saya belum beristirahat sama sekali. Melelahkan namun membahagiakan. Saya akan melanjutkan perjalanan esok pagi-pagi sekali. Mari kita tidur.

Malaysia Meluncurkan MyFest 2015

$
0
0
Ada apa dengan geliat pariwisata Malaysia di tahun 2015 khususnya Negara Bagian Sarawak?, Banyak yang menarik dan wajib dikunjungi, bahkan sudah ada 10 agenda pariwisata menarik yang sudah disiapkan Pemerintah Malaysia dan dikumpulkan dalam 1 program bernama MyFest 2015 yang merupakan event terbesar di tahun 2015 ini. Sarawak sendiri yang merupakan Negara bagian sudah siap untuk menyukseskannya.

Dalam jumpa pers  yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu, para pejabat di Kemetrian Pariwisata dan pejabat yang berhubungan dengan dunia pariwisata menyatakan bahwa program ini merupakan upaya pengenalan pariwisata Malaysia. My Fest 2015 sendiri sudah menjadi platform pariwisata Malaysia tentu saja ini semua akan mempermudah pelaku industri untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Pelaku industri pariwisata juga diberi kesempatan untuk memberikan gagasan dan ide serta memberikan umpan balik terhadap program Pariwisata Malaysia, demikian  disampaikan  oleh sekretaris General of Ministry of Tourism and Culture Malaysia, YBhg. Datuk Dr.Ong Hong Pengand bersama  deputi Director General (Plannning) of Tourism Malaysia, Mdm. Chong Yoke Har, sedangkan untuk peresmian MyFest 2015 di Sarawak oleh Minister of Housing and Minister of Tourism of Sarawak, YB Datuk Amar Abang Haji Abdul Rahman Zohari Tun Datuk Abang Haji Openg.

Tahun 2015 ini, Malaysia berusaha untuk menjadi negara yang mampu mempertahankan kunjungan wisatawannya. Target untuk tahun 2015 ini adalah 29,4 juta kedatangan dengan penerimaan dari sektor pariwisata sebesar RM 89 Miliar. Hal ini dilakukan demi pencapaian target di tahun 2020 dimana angka wisatawan harus mencapai 36 juta orang dengan pendapatan sebesar RM 168 Miliar.
Mengangkat tema “Endless Celebrations” kalender wisata tahunan ini akan berisi berbagai macam perayaan etnis, Festival budaya, wisata belanja, acara berskala internasional, agenda eco-tourism, musik, makanan dan masih banyak tema lainnya.

Untuk negara bagian Sarawak akan ada beberapa acara besar seperti Sarawakthroughout2015yang merupakan festival Film Internasional ASEAN Penghargaan(AIFFA) (April 2015), KaulMukahFestival(April 2015), BorneoJazzFestival(Mei 2015), HarvestFestivalDunia(Mei 2015), BabulangdanBisayaBuffaloRacingFestival(Juni 2015), RainforestWorld Music Festival(Juli 2015), FestivalBudayaBorneo(Agustus 2015), BorneoInternationalKiteFestival(September 2015), RegattaSarawak(September 2015) danSarawakInternationalDragon BoatRegatta(September 2015).

Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak dating dan menyaksikan langsung acara yang sudah terjadwal di kalender wisata tahunan MyFest 2015 ini terutama untuk Negara bagian Sarawak. Untuk tahu lebih lanjut dan lebih jelas mengenai jadwal pelaksanaan, silakan mencari informasi di Sarawak Tourism Board http://sarawaktourism.com/ atau Corporate Communications Unit dengan Email :info@motac.gov.my. dan nomor telepon +60 03.8000.8000

Bersatu dengan Alam di Kampung Bario

$
0
0
Kemana liburan yang bisa membuat otak kita lebih segar dan bisa menikmati alam? Ada yang memilih pantai dan menikmati deburan ombak, ada juga yang memilih menikmati kesunyian dan udara sejuk pegunungan. Kalau saya sih, suka keduanya karena saya bisa menikmati matahari terbit dan matahari tenggelam di kedua tempat liburan itu. Tapi kalau misalnya anda doyan belanja atau ke mall ya ngga masalah juga sih.
Yang namanya liburan emang akhirnya tergantung dengan  budget. Saatnya saya mengajak anda untuk menikmati salah satu cerita seru liburan saya ke Bario bersama dengan 7 teman saya dari Malaysia, Thailand dan Filipina. Sebelumnya kami sudah bersepakat untuk berangkat dan bertemu di Miri sembari menikmati Asia Music Festival 2014 terlebih dahulu.
Tapi untuk memudahkan, saya akan memberikan gambaran transportasi yang bisa digunakan dimulai dari Pontianak. Perjalanan bisa menggunakan Jalan darat atau udara, kembali lagi dengan kantong. Untuk jalan darat silakan pilih perjalanan menggunakan bis selama kurang lebih 18 jam menuju Miri atau menggunakan pesawat dari Pontianak – Kuching – Miri yang tidak lebih hanya 3 jam saja. Untuk menuju Bario juga bisa menggunakan jalan darat menggunakan mobil double gardan yang bisa mencapai 18 jam jika tidak hujan melewati jalan LOG (jalan mobil pengangkut kayu) atau naik pesawat yang hanya 40 menit dan ada 3x penerbangan. Perbandingan yang miris. Dalam hal ini saya menyarankan anda menggunakan pesawat dari Miri – Bario.
Lokasi Bario sendiri berada di timur laut Sarawak dan berada didataran tinggi Kelabit yang tingginya mencapai 3280 dpl. FYI teman saya yang tidak terbiasa ketinggian harus mengalami mimisan beberapa kali. Untungnya saya pernah naik Gunung Semeru yang mempunyai ketinggian 3.676 dpl dan tidak terlalu berpengaruh dengan ketinggian ini. Bariosendiri boleh dibilang Ibukota dataran tinggi Kelabit. Populasi penduduknya hanya 5000 orang, boleh dibilang dikota ini hampir semua penduduk saling kenal satu sama lain. Mayoritas penduduk disini bertani, asal tahu saja beras Bario merupakan salah satu komoditi utama dan rasanya enak luar biasa, jangan lupa juga dengan nanasnya yang super manis dan enak. Saat ini pemerintah sedang berusaha menghidupkan pariwisata disini.
Ditempat ini sudah banyak tersedia Guest House atau Home Stay dengan berbagai macam fasilitas dan harga, silakan memilih mana yang sesuai dengan kantong, Tapi jika saya boleh menyarankan untuk tinggal di Ngimah Ayu Home stay. Tinggal membayar 39 Ringgit untuk penjemputan dari Bandara Bario menuju Guest House. Disini juga tersedia paket menarik 3 hari 2 malam dengan makan 3 x dan sudah termasuk biaya tour dan guide seharga 670 Ringgit/per orang namun minimal harus 6 orang, selain fasilitas tadi kita bisa membuat minuman seperti kopi, teh atau coklat sepanjang waktu. Ada 5 kamar yang bisa diisi masing-masing 2 orang dengan 2 toilet dan 2 kamar mandi ditambah dengan fasilitas dapur yang bisa digunakan. Ada 2 house keeper termasuk pemilik yang siap membantu kita.
Wisata yang bisa dilakukan disini adalah tracking dan hiking untuk wisata alamnya, disini juga ada masyarakat yang biasa menawarkan diri untuk menjadi guide, jika ingin mencoba berpetualang sendiri juga bisa, masyarakat disini ramah dan gampang berinteraksi walaupun bahasa Inggrisnya terbatas. Kabarnya disini akan dibuat perkemahan wisata sebanyak 5 jalur dan masing-masing jalur akan ada rumah peristirahatannya. Kita juga bisa mengunjungi sumur garam diatas gunung yang digunakan masyarakat membuat garam tradisional. Kabarnya jika kita menggunakan garam ini maka sayuran dan makanan akan menjadi lebih enak.
Tempat wisata lain berupa batu dari zaman megalitikum yang terdapat guratan dari sang penguasa Kelabit dan menggunakan batu ini sebagai meja saat Ia memotong kepala musuhnya (dalam istilah setempat disebut ngayau).
Selain hamparan sawah yang luas dan kebun nanas yang terhampar rapi kita juga bisa mendatangi rumah panjang pertama suku Kelabit dan sampai saat ini masih ditinggali beberapa sanak saudara. Kami juga sempat diundang kesalah satu rumah panjang untuk makan malam. Kami juga disambut dengan welcome drink juice nanas Bario yang super lezat dan suguhan tarian dari wanita lokal, tidak lupa kamipun diajak dan diajarkan menari dengan iringan musik tradisional dari sape’.
Seperti biasa, makan adalah satu hal terpenting buat saya, apalagi suhu yang hanya 20°C membuat perut selalu lapar, apalagi jika malam hari dan subuh udara dingin ditambah angin yang berhembus sampai menusuk tulang mungkin hanya 10°C. Makanan disini didominasi oleh sayuran segar. Selama di Homestay saya selalu menemukan sayuran segar, mulai dari berbagai jenis macam pakis, daun singkong, labu siam dan masih banyak lagi. Bahkan teman saya yang berasal dari Thailand memasak Tom Yam menggunakan ayam kampung muda dan Herbs yang kami temukan dihutan saat hiking, masalah rasa? Tidak diragukan! Original Home Made from Thai! Jangan Khawatir dengan cemilan sore yang disediakan, saya sendiri suka sekali dengan keladi goreng yang dibalut dengan gula merah, ubi parut yang digoreng krispi seperti combro tanpa isi namun sangat lezat. Suguhan lain yang membuat saya tergila gila adalah ketan Bario yang dimakan dengan selai nanas home made! Sempurna! Saya sukses naik 2 Kg.
Untuk transportasi disini susah-susah gampang. Jelas transportasi publik tidak ada. Hanya mobil double gardan yang digunakan masyarakat sekaligus jadi taxi dadakan. Cara lain mungkin dengan berjalan kaki untuk menuju beberapa tempat wisata tadi, memang lokasinya boleh dibilang jauh dan menanjak, cukup membuat ngos ngosan tapi semuanya akan terbayar dengan banyak pemandangan indah yang bisa kita dapati termasuk beberapa jembatan gantung dan padang rumput yang luas. Jika lelah dan beruntung, coba saja untuk hitchhiking. Siapa tahu ada penduduk yang berbaik hati memberi tumpangan.
Bario memang menyimpan banyak hal yang menarik untuk dijelajahi, terutama buat orang-orang yang membutuhkan kesegaran alam. Saya yakin untuk orang-orang berkulit pucat, tempat ini adalah surga yang penuh petualangan. Saya perlu mengingatkan beberapa hal selama disini. Penduduknya agamais, tidak ada minuman beralkohol, merokok hanya untuk orang dewasa dan kita harus hormat kepada orag tua. Bario juga sangat damai dan tenang dimana sinyal telepon hanya 1 provider dan susah terkoneksi dengan internet. Listrik hanya ada dari jam 6 sore hingga 11 malam. Selamat menikmati liburan yang tenang dan selamat menyatu dengan alam.

MyFest 2015 sebagai Acuan Pariwisata Malaysia

$
0
0


Tahun 2015 merupakan tahun spesial bagi seorang traveler atau sekedar merencanakan liburan di Malaysia. Kementrian Pariwisata Malaysia baru saja meluncurkan program MyFest 2015 yang merupakan acuan Kalender wisata yang memudahkan kita untuk mencari tahu Negara bagian mana saja yang memiliki agenda wisata serta kapan waktu yang tepat untuk mengunjungi daerah tersebut. Tentu saja disesuaikan dengan minat dan keinginan kita.

Ada banyak agenda wisata yang bisa dikunjungi dan dinikmati. Dengan tema "Endless Celebrations" agenda yang ada di MyFest 2015 wajib menjadi acuan. Hal ini tentu memberikan kemudahan bagi pelaku wisata untuk membuat paket wisata dan tentu juga memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk mengatur waktu kunjungan mereka ke Malaysia. Kalender Wisata ini juga membagi beberapa Even Highlights yang berbeda tiap Negara bagian di antaranya event Budaya, Belanja, Leisure, Olahraga, Seni, Tematik, Musik, Travel, dan makanan semuanya dikemas secara apik, bahkan ada pula kegiatan bertaraf internasional yang juga di promosikan.


MyFest 2015 sendiri sudah diluncurkan dengan tujuan agar Malaysia mampu untuk menjadi negara yang mempertahankan kunjungan wisatawannya. Target untuk tahun 2015 ini adalah 29,4 juta kedatangan dengan penerimaan dari sektor pariwisata sebesar RM 89 Miliar. Hal ini dilakukan demi pencapaian target di tahun 2020 dimana angka wisatawan harus mencapai 36 juta orang dengan pendapatan sebesar RM 168 Miliar.

Untuk Logo MyFest sendiri diambil dari alat musik tradisional Rebana Ubi yang merupakan alat musik yang paling banyak digunakan berbagai etnik di Malaysia sehingga alat musik ini dapat dijadikan ikon multikultural masyarakat Malaysia sesuai dengan semangat 1 Malaysia dan menjadi cerminan dan bagian penting dari warisan tradisi dan budaya.


Diharapkan pemerintah Malaysia dengan adanya kerjasama pariwisata antara stake holder pemerintahan dan kemitraan pihak swasta dapat menjadi simbiosis mutualisme. Pemerintah Malaysia menyadari bahwa sector pariwisata merupakan kontributor utama bagi pembangunan social ekonomi dan penghasil devisa terbesar ke 6 di tahun 2013 sebesar RM 51,5 Miliar.


Wisata alam yang kaya, banyaknya warisan budaya, keanekaragaman hayati, masakan, seni, kerajinan, arsitektur mampu membuat Malaysia menjadi tujuan pariwisata dengan mengusung tema utama “Malaysia, Truly asia”. Yang jelas Malaysia Year Festival 2015 merupakan agenda nasional Malaysia yang merupakan kerjasama antara badan-badanpemerintah, sektor swasta, lembaganon-pemerintah dan pelaku industriyang akan terus memajukan Pariwisata Malaysia. Sukses untuk MyFest 2015! 


*note : MyFest Promotion Kit dapat anda lihat dibawah ini
Viewing all 969 articles
Browse latest View live